Dua Tahun Dibeli, Mobil Mewah Wabup Dipertanyakan

Keterangan Gambar : Wakil Bupati muarabulian (Foto : Dok) 

MenaraToday.com - Muarabulian :

Kisruh mobil dinas Wakil Bupati Batanghari Hj. Sofia Joesoef yang mewah seharga lebih dari satu milyar rupiah hingga kini belum ada titik terang. Karena sejak dibeli dianggarkan dengan harga Rp.2,3 Milyar di tahun 2017 lalu melalui Bagian Umum. Mobil jenis toyota harrier tak pernah kelihatan baik di rumah dinas Wakil Bupati Batanghari maupun saat Wabup tengah ngantor di Kantor Bupati Batanghari.

Pantauan di lapangan beberapa bulan terakhir, Wabup selalu menggunakan mobil dinas jenis Alpard saja.

Tak ada satupun yang tahu keberadaan mobil mewah seharaga Rp.1,3 Milyar tersebut. Bahkan Kabag Protokol dan Rumah Tangga, Mulyanto pun tak pernah sekalipun melihatnya.

" Saya di bagian Protokol kan baru, saya tidak pernah melihat juga. Namun mobil itu ada, terakhir info yang saya dapat dari salah satu ajudan kaca mobil pecah, jadi kacanya kita inden dulu, Tapi mobilnya digunakan untuk perjalanan dinas. Acara di luar daerah terkadang juga menggunakan mobil itu," kata Mulyanto saat dihubungi via ponsel, Minggu (27/1/2019).

Diakui Mulyanto, untuk biaya BBM dan pajak mobil mewah tersebut memang wewenang bagian protokol tersebut.

" Kalau untuk biaya BBM nya sebulan 180 liter," ujarnya.

Sempat disinggung kenapa Wabup tidak pernah sekalipun menggunakan mobil tersebut untuk ngantor di Batanghari? Mulyanto menjawab, itu selera beliau saja.

" Beliau lagi nyaman menggunakan alpard ya pake Alpard," jawabnya.

Jawaban demikian tentu saja tak masuk diakal. Seperti kita ketahui dari harga saja sudah begitu fantastis. Tentu saja tak dapat dibayangkan mobil tersebut begitu mewah dan nyaman.

Dijelaskan Mulyanto, saat ini kondisi kaca mobil retak dan beberapa hari lalu diinden.

"Kalau tidak salah Rabu lalu saya indennya," tutupnya.

Untuk diketahui, penggunaan fasilitas kepala daerah diatur dalam Permendagri No 7 Tahun 2006 tentang sarana dan prasarana pejabat pemerintah daerah. (Idham) 
Lebih baru Lebih lama