Keterangan Gambar : Lokasi jalan yang terkena longsor (Foto : Shandi)
MenaraToday.com - Cianjur,
Masih ingatkah dengan terjadinya Pergerakan tanah di Kampung Cibitung Rt. 02/03, Desa Mekarjaya, Cidaun, Cianjur Selatan, Jawa Barat, Jum'at 21 Desember 2018 silam.
Kamis (10/1/2019), sekira pukul 14.00 WIB, dampak pergerakan tanah tersebut keadaannya kian membesar dan mengakibatkan satu wilayah terancam longsor, hal itu jelas mengancam pemukiman warga.
Beruntung dari peristiwa itu tidak memakan korban jiwa. Lagi-lagi intensitas hujan yang cukup tinggi dijadikan biang kerok terjadinya pergerakan tanah tersebut, sehingga masuk meresap dan masuk ke retakan lubang tanah.
Semula kedalaman tanah yang retak 2 meter saja, tapi kini melebar hingga mencapai 20 meter kedalaman dan sebagian sudah terjadi longsor.
Untuk mengantisipasi keselamatan warga, saat ini mereka sudah diungsikan ketempat yang lebih aman.
Pemerintah Desa juga Muspika Cidaun dan BPBD saat ini Sabtu (12/1), sudah berada dilapangan sedang mensurvei lokasi retakan tanah yang terus bergerak.
Eli Sunardi Kasi Terantib Kecamatan Cidaun menjelaskan, akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Desa Mekarjaya mengakibatkan terjadinya pergerakan tanah yang kian parah sejak hari Kamis hingga Jumat kemarin.
“Ya pergerakan tanah terus menerus oleh, karena itu maka itu kami berkordinasi dengan pihak desa Muspika Kecamatan Cidaun dan BPBD. Satu kampung yang terancam longsor, terutama di wilayah Rt. 02 kurang lebih ada 29 jiwa sudah diungsikan, sebab dikhawatirkan longsor susulan,” ujarnya.
Lanjut Eli, tanah tebing dengan kemiringan mencapai kurang lebih 45 drajat sudah retak dan dikhawatirkan ambruk menimpa rumah warga.
“alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, namun tetap saja warga harus diungsikan, karena pergerakan tanah semakin parah,” katanya.
Ia menambahkan, kami dan pemerintah Desa terus berkoordinasi dengan Muspika BPBD dalam mengantisipasi terjadinya longsor akibat pergerakan tanah di kampung Cibitung, hasilnya maka semua warga satu kampung diungsikan ketempat yang lebih aman.
“Setelah berkordinasi baik dengan pihak pemerintah Desa, Muspika dan BPBD, kami langsung ungsikan warga. Jadi untuk sementara, warga membutuhkan kebutuhan logistik sandang pangan, dan ada sudah 7 KK yang sudah dibongkar rumahnya untuk mengungsi,” terangnya.
Saat ini aktivitas warga sangat terganggu, sambung Eli, dimhawatirkan akan terjadi longsor akibat adanya retakan tanah.
“Saya berharap kepada pihak pemerintah daerah dan pusat, dimohon ada bantuannya. Mengingat untuk merelokasi warga di satu ke RT an akan memakan anggaran yang cukup lumayan,” terangnya.
Sementara itu, Asep Sudradjat Kasi Kedaruratan dari BPBD mengatakan, pihaknya terus melakukan kordinasi dan kroscek ke lapangan.
“Dari hasil pengecekan memang benar pergerakan tanah di Kampung Cibitung semakin parah dan kian mengancam pemukiman warga,” ungkapnya.
Sambung Asep, pihaknya akan turun kembali bersama tim dari ahli geologi untuk mengecek kondisi tanah.
“Nanti dari hasil tim ahli geologi keputusannya apa nantinya harus direlokasi. Karena aktivitas warga kalau malam sudah tidak ada yang tinggal di rumahnya, sedangkan siangnya masih ada sebagian yang ke ladang dekat lokasi retakan tanah,” ucapnya.
Sementara terkait kebutuhan warga BPBD akan berkordinasi dengan pemerintah desa. “Nantinya akan kami laporkan ke pimpinan,” tandasnya. (Shandi)