Menaratoday.com - Cianjur :
Orangtua murid kelas VI SDN 4 Cianjur, yang beralamat di Jalan Pangeran Hidayatulloh, Desa Limbangansari, mengeluhkan adanya pungutanan menjelang ujian semester akhir tahun pelajaran 2019.
Adapun bentuk pungutan yang dimintai oleh pihak sekolah, adalah biaya untuk kebutuhan perlengkapan ujian, yakni sebesar Rp. 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah).
Saat ditemui seusai audien Media Center dengan pihak sekolah, Sabtu (23/2) kemarin. Ketua Komite SDN Ibu Zenab 4 Cianjur, Edi Kusnadi, mengatakan, terkait pungutan dana tersebut, sebelumnya ia telah meminta kesepakatan kepada orangtua murid, agar membantu pihak sekolah, dan itu pun telah di sepakati. Nah, bagi yang tidak setuju silahkan sampaikan.
"Yang, namanya ketua komite kan harus mengayomi dan itu tidak boleh memaksakan kehendak sendiri, adapun yang tidak setuju silahkan sampaikan, karena kami juga welcome, yang artinya siap menerima saran dari orangtua siswa-siswi, " kata dia.
Sementara Kepala sekolah SDN Ibu Zenab 4 Cianjur, Ayi Hasanah mengaku, uang pungutan tersebut sudah di kembalikan kepada orangtua murid kelas VI.
"Dana hasil pungutan kemarin, di pegang oleh orangtua murid 'paguyuban kelas', tapi setelah saya sarankan, sekarang uang pungutan tersebut telah di kembalikan lagi,"akunya.
Saya harap jangan bilang pungutanlah, terlalu kasar itu, terlebih itu kan bukan sekolah yang meminta, melainkan kerjasama komite mengenai kebutuhan ujian kelas VI ini. Tapi mungkin alangkah lebih baik lagi, kalau ditangani oleh dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), sesuai dengan anggaran di RKSnya, ujar Kepala SDN Ibu Zenab 4 Cianjur.
Ketua perhimpunan wartawan Media Center Bravo Komando Grup, Rikky Yusup saat ditanya hasil audensi menyampaikan, bahwa pihak sekolah tidak tahu ada subsidi dari Dinas Pendidikan,"ujarnya.
"Dalam hal ini APBD Kabupaten, ada anggaran yang di alokasikan untuk penyelenggarakan ujian akhir, tapi tidak disampaikan," ujar Rikky.
Alasan pihak Sekolah tidak menyampaikannya kepada orangtua murid, karena dipikirnya takut tidak menerima anggaran. Yang jadi pertanyaan kami, kenapa hal-hal penting seperti ini, tidak disampaikan. Dan pada akhirnya komite sekolah membuatlah keputusan mengadakan anggaran sebesar Rp. 120.000, yang dibebankan kepada orangtua murid, kemudian setelah diberikan surat pemberitahuan, dana tersebut dikembalikan, pungkasnya. (Shandi)