Tinggal Di Gubuk Kecil, Keluarga Disabilitas Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah


MenaraToday.com - Cianjur :

Miris, satu keluarga tinggal disaung kebun berukuran 3 x 3 meter milik orang lain, tanpa penerangan cahaya listrik, di kampung Lembur tengah RT. 02/05, Desa Cinerang, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan, Jawa Barat. 

Ya adalah abah Engkan (75), seorang kepala keluarga yang kehidupannya sangat memprihatinkan, kondisinya tangannya cacad (buntung -red) sebelah, setiap harinya ia berjuang menjadi kuli di ladang, untuk menghidupi anak dan istrinya dengan mengandalkan sebelah tangannya

Tinggal di sebuah gubuk bertahun-tahun, namun tak kunjung mendapat perhatian pemerintah. Jangankan bantuan pembangunan Rutilahu atau listrik, untuk Penerima Keluarga Harapan (PKH) pun Enkan tidak mendapatkannya.

Diketahui Abah Engkan memiliki dua orang  anak. Yang paling besar sudah menikah ikut suami, sementara anak bungsunya masih SMP.

Ironisnya lagi, abah Engkan beserta anak istrinya, yang tinggal di sebuah gubuk saung kebun jauh dengan tetangga, dan tanpa adanya cahaya listrik.

Kepada awak media Abah Engkan menceritakan kehidupannya, semenjak rumah dan tanahnya dijual untuk membiayai  pengobatan  istrinya  yang mengalami kebuataan pada tahun 2012 silam, hingga sekarang dirinya tinggal disaung Kebun milik orang lain.

" Yah harus gimana lagi rumah yang dulu saya tempati sudah dijual, buat biaya pengobataan istri saya yang mengalami kebuataan. Menempati gubuk saung Kebun milik orang  lain ini  sudah hampir 2 tahun.  Walaupun gak ada lampu penerangan, yang penting ada tempat singgah untuk istirahat," Katanya saat ditemui di ladang orang lain, Rabu (20/2).

Abah Engkan melanjutkan, kami tidak mendapatkan bantuan PKH padahal anak bungsu saya masih sekolah, bantuan Rutilahu , BPJS atupun Listrik, untuk mendapatkan rastra pun saya harus membanting tulang, itupun kalau ada yang suruh, tandasnya.

Harapan terbesarnya, ia menginginkan punya rumah yang layak, seperti orang pada umumnya yang memiliki listrik.

Salah seorang warga terdekatnya Katra (35) mengatakan, abah Engkan selama ini memang belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah, baik itu Rutilahu, PKH, BPJS dan Listrik. Padahal keluarga itu tinggal di saung milik kepala desa.

"Seingat dan yang pernah saya tau abah Engkan, belum pernah mendapatkan bantuan, padahal abah engkan sendiri jelas jelas orang yang tidak mampu atau miskin," ucap Katra.

Berangkat dari rasa prikemanusiaan dengan jiwa sosial yang tinggi, atas nama keluarga abah Engkan, saya mengharapkan bantuan dari siapapun baik perorangan ataupun pemerintahan, karena kasihan sekali dengan tangannya yang buntung ia harus bekerja keras menghidupi keluarganya, belum lagi istrinya yang tidak bisa melihat serta bagaimana dengan nasib anaknya masih sekolah, pungkas Katra seraya berair mata menyampaikan keprihatinannya kepada abah Engkan. (Shandi)
Lebih baru Lebih lama