MenaraToday..com - Cianjur :
Keluarga Bakri (72), penderita gangguan jiwa di Kampung Kiarapayung RT 02/06, Desa Ramasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, kini tinggal di rumah baru.
Sebelumnya Bakri tinggal di sebuah gubuk di tengah sawah, tapi setelah mendapatkan bantuan Rutilahu, Bakri dan keluarga kini tinggal di rumah baru yang dekat dengan lingkungan masyarakat.
Haru dan bahagia, karena Bakri Kini tak lagi tinggal di gubuk tengah sawah. Rumahnya saat ini sudah berada di area permukiman warga. Tak hanya itu saja, kesehatan Bakri pun terlihat mulai membaik setelah sebulan mendapat pengobatan di Bogor.
Pada hari Sabtu (16/3/2018), sekira pukul 10.30 Wib, Dandim 0608 Cianjur Letkol Inf Rendra Dwi Ardhani, menyerahkan kunci rumah Bakri.
Semula keluarga Bakri yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak mengalami keterbelakangan mental. Mereka hidup di sebuah gubuk yang terletak di tengah sawah dan cukup jauh dengan warga. Bakri tinggal bersama istrinya Aisyah (45) dan anaknya Jujun Junaedi (10).
Dandim 0608 Cianjur Letkol Inf Rendra Dwi Ardhani, mengatakan, awal mula membangun rumah Bakri karena niat memberikan bantuan.
"Kami bersyukur atas galangan dana untuk keluarga Bakri, mereka juga adalah keluarga kita warga yang sama memiliki hak hidup layak, semoga dengan adanya momen ini bisa menjaga toleransi dan kerukunan," kata Rendra.
Dandim pun menceritakan awal mula mengetahui penderitaan keluarga Bakri mendengar laporan dari Babinsa dan melihat di media.
"Selaku prajurit saya terketuk hati untuk membantu karena ini juga sudah sesuai amanat undang-undang," kata Rendra.
Seorang anak tiri Bakri, Arif Sarifudin (26), mengatakan, ia berencana pindah dari Bogor ke Cianjur untuk mengurus ayahnya.
"Ibu saya dulu tak sakit, mungkin kepikiran juga jadi ikut sakit," kata Arif.
Agus Sumarna Kades Ramasari, mengatakan kalau dinilai dari tingkat kemiskinan keluarga Bakri sebenarnya punya tanah sawah.
"Tapi karena orang dengan gangguan jiwa, jadi semakin hari semakin tak terurus, sehari-hari istrinya keliling pasar mengemis di Pasar Ciranjang," kata Kades.
Kades mengatakan, sebenarnya warga secara swadaya sudah melakukan tiga kali rehab alakadarnya.
"Dari pemdes juga memperbaiki, kami pernah melihat tumpukan uang di bawah kasur sampai uangnya hancur karena mungkin disimpan lama. Alhamdulillah sekarang normal bahkan ada bantuan dari Dinsos perbulan yang berkelanjutan," katanya. (sn)