MenaraToday.com - Humbahas :
Minimnya fasilitas pendidikan membuat proses belajar mengajar di SDN 173410 Polung Kabupaten Humbang Hasundutan Sumut tidak berjalan kondusif. Hal itu mengingat beberapa kebutuhan dasar untuk memperlancar proses mengajar tidak tersedia di sekolah itu.
Salah satunya adalah ketiadaan komputer, meja kursi yang sudah banyak rusak, almari yang layak bagi dewan guru, pemagaran lokasi sekolah, air bersih, internet, dan selain itu beberapa kursi dan meja siswa juga sudah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan.
Hal ini diutarakan Kepala Sekolah SDN 173410 Pollung, Hendri.D. Simanjuntak. S.Pd, kepada awak media yang menyambangi ruang kerjanya. Lebih lanjut Hendri mengaku saat ini proses belajar mengajar tetap berjalan dengan fasilitas seadanya.
Pihaknya sudah berupaya untuk mencari solusi agar fasilitas sekolah itu membaik atau mendapat bantuan dari pihak berwenang, dan juga telah pernah diagendakan dalam acara musrembang desa, namun hingga kini belum dapat membuahkan hasil.
Menurutnya, pengelolaan sanitasi di sekolah dasar sangat urgen dalam menunjang proses belajar mengajar dan proses pertumbuhan serta perkembang-an siswa.
Sanitasi sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan juga kesehatan warga sekolah. Sanitasi yang tidak dikelola dengan baik di sekolah bisa menyebabkan proses pembelajaran terganggu.
Pengelolaan sanitasi di sekolah dasar adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah, oleh karena itu dalam pengelolaan sanitasi melibatkan seluruh warga sekolah.
Ada beberapa sanitasi yang perlu pengelolaan dengan baik, yang sangat menjadi perhatian penulis adalah penyediaan air bersih. air bersih sangat dibutuhkan pada suatu sekolah, baik sekolah kecil (warganya sedikit apalagi sekolah besar yang warganya banyak).
Jika air bersih tidak mencukupi di suatu sekolah apalagi tidak tersedia, tentu warga sekolah bisa terserang penyakit karena tangan siswa akan kotor ketika memakan sesuatu, atau jika siswa punya hajat BAB/BAK tentu tidak akan di siram, andai itu terjadi tentu saja aromanya akan mengganggu kosentrasi siswa yang sedang belajar apalagi WC-nya itu dekat dengan ruang kelas
Lebih lanjut dijelaskan Hendri, sekolah ini juga sangat membutuhkan bantuan pemagaran sekolah. Pihak sekolah memang sudah pernah mengusulkan pembangunan pagar tersebut melalui proposal, namun dirinya mengakui sudah pernah menyampaikan kepada pihak Dinas Pendidikan Humbang Hasundutan Sumut, namun belum menemukan hasil.
"Hal itu, dinilai penting demi untuk menjaga kamanan aset sekolah dan kenyamanan warga belajar.
Akibat tidak dipagar, sekolah yang hanya berada beberapa ratus meter dari Jalan, kini kerap terganggu berbagai jenis hewan peliharaan yang leluasa masuk ke dalam pekarangan sekolah serta meninggalkan kotoran" Ujarnya.
Hendri juga menambahkan pemagaran sekolah itu salah satu prioritas kami sebab, kalau tidak banyak hewan peliharaan masuk serta sulit untuk membuat taman,” ujarnya
Ironisnya, upaya keras yang dilakukan pihak sekolah seperti mengajukan proposal sampai saat ini masih belum membuahkan hasil dari pemeritah.
” Pembangunan pagar sangat penting dilakukan karena dapat mendukung proses belajar mengajar khususnya bagi kenyamanan para siswa,” tuturnya.
Selain itu, dengan kondisi sekolah saat ini dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
” Apalagi sekolah tidak memiliki penerangan lampu jalan dimakan hari. Karena itu, kami berharap pemerintah yang berkompetent bisa memperhatikan kebutuhan sekolah ini,” jelasnya.
Dia memaklumi bila usulannya tersebut belum mendapat perhatian, karena ia meyakini yang melaporkan usulan tidak hanya dari sekolahnya saja tetapi juga dari pihak sekolah lain.
” Meski pun demikian kami tetap berharap kebutuhan pagar sekolah menjadi prioritas pemerintah untuk sekolah ini,” pungkasnya. U(B.Nababan)