Raja Sutan Riska Tuanku Kerajaan Laksanakan Tradisi Ziarah Makam Leluhur


MenaraToday.com - Dharmasraya :

Sutan Riska Tuanku Kerajaan taburi bunga diatas makam leluhurnya yang merupakan para raja yang pernah bertahta di Kerajaan Koto Besar. 

Pada kegiatan itu, juga diikuti oleh para pembesar kerajaan lainnya.  Selesai menabur bunga, Bupati termuda itu juga melaksanakan zikir bersama dan ditutup dengan doa. 

Pada kesempatan itu juga dihadiri beberapa tokoh daerah pemekaran tersebut, seperti Ketua Aswana Dharma H. Rasul Hamidi Dt. Saridano, H. Afrizal Dt. Rajo Dipati, H. Khairul Saleh Dt. Paduko Segar, serta karib kerabat. Mereka bersimpuh di sekitar makam ikut berzikir dan mengirimkan doa kepada arwah leluhur raja. Berbagai doa dan lafadz zhikir dikumandangkan di komplek makam yang tidak jauh dari istano kerajaan Koto Besar.

Rajo Siguntur Sutan Hendri Tuanku Bagindo Ratu, Rajo Pulau Punjng H. Abdul Haris Tuanku Sati, Rajo Padang Laweh Sutan Alif Tuanku Bagindo Sutan Muhammad, serta para ninik mamak dalam wilayah Kerajaan Koto Besar, Koto Salak dan sekitarnya juga turut serta dalam ziarah makam kerajaan tersebut.

Setelah prosesi ziarah, Rajo Koto Besar Sutan Riska Tuanku Kerajaan diiringi para punggawa kerajaan meninggalkan komplek pemakaman dan langsung menuju rumah keluarga di komplek kerajaan Koto Besar sembari menunggu datangnya waktu Shalat Jumat. 

Sedangjan para kaum perempuan terlihat tengah menyiapkan makanan. Denga. Menu gulai daging sapi, campuran cubadak.  Suasana tampak begitu akrab dan gembira. Karena antara satu dengan yang lainnya tampak saling bercengkerama, sehingga tidak terasa keringat meleleh akibat perpaduan panas api dan alam.

Selepas shalat jumat, Rajo Koto Besar Sutan Riska Tuanku Kerajaan didampingi para punggawa kerajaan menjamu undangan untuk makan siang bersama. Keakraban sang raja dengan masyarakat saat itu tampak sekali. Bahkan dimana-mana tersungging senyum sumringah kebahagiaan dari warga yang datang. 

Usai makan dan ramah tamah, Warga diberi wejangan untuk mendengarkan sejarah kerajaan disampaikan oleh petinggi kerajaan, sehingga sejarah tidak pernah luput dari benak warga setempat. (Syaiful Hanif)
Lebih baru Lebih lama