Terkait Sengketa Lahan Di Dharmasraya, Benhart ST : Jangan Jadikan Dharmasraya Seperti Mesuji


MenaraToday.Com - Dharmasraya :

Dengan adanya permasalahan saling klaim antara masyarakat Dharmasraya, Sumatera Barat dengan pihak lain yang mengakui serta mengklaim pemilik sah lahan yang terletak di Bulangan Nagari Bonjol Kabupaten Dharmasraya, tokoh-tokoh masyarakat Dharmasraya mulai angkat bicara.


Seperti salah satu anggota dewan Benhard. ST dari Partai Golkar menyebutkan dirinya sangat menyayangkan adanya plang-plang merek yang di tanam di perkebunan masyarakat, jikalau adapun permasalahan seharusnya bisa di adakan duduk bersama mencari solusi penyelesaian masalah.

" Dan saya menilai apa yang telah di lakukan oknum yang merasa punya hak atas lahan seluas itu, itu adalah tindakan sembrono. Apakah tak ada jalan secara musyawarah lagi yang harus di tempuh yang tidak , membuat masyarakat merasa terusik dan menimbulkan rasa emosional karena itu..?, Karena dalam hal ini saya merasa kedua belah pihak (asal muasal bisa berani klaim lahan dengan merek). Sudah jelas yang pasang merek tersebut ada alasan serta hak hak nya di situ. Jadi ada dua pihak yang bersalah dalam hal ini. Akan tetapi kita di Dharmasraya dan Sumatera Barat pada umumnya punya adat yang kuat " Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah". Nah cara menyesaikan masalah kita punya cara duduak basamo , pakai lah caro itu. Jangan pancing emosi masyarakat dengan tindakan tindakan kita yang sembrono dan akan menimbulkan konflik. Adu mengadu pihak pihak di bawah akan sangat fatal akibat nya" ujarnya.

Benhard menambahkan bahwa setiap masalah yang terjadi di masyarakat seharusnya di hadapi dengan musyawarah duduk bersama.apalagi ini menyangkut hak ulayat itu seharusnya kan di selesaikan secara adat dulu di tingkat ninik mamak.

"Saya rasa dalam hal ini belum pantas ada perlakuan terhadap masyarakat seperti di ancam selagi di kebun, di beri plang larangan beraktifitas di lahan mereka , sampai somasi dari advokad. Sementara objek yang di klaim tersebut sudah berbentuk kebun bahkan ada yang mau memasuki tahap panen, berarti kan sudah bertahun-tahun mereka membuka lahan tersebut. Dan sekarang datang pihak lain mengakui pemilik sah lahan tersebut dengan luas yang sangat fantastis jelas saja mereka merasa terpancing emosi. Hal-hal seperti inilah yang banyak memancing konflik di masyarakat, serta kalau tak segera di ambil langkah-langkah oleh pemerintah daerah serta semua lembaga adat dan tokoh Dharmasraya ini saya rasa akan memancing konflik di masyarakat seperti Mesuji. Jangan sampailah daerah kita menjadi Mesuji ke dua dan kita berharap segera ada titik terang dalam hal ini" tutupnya.(Red)
Lebih baru Lebih lama