Alumni 2006 Mengecam Upaya Pergantian Nama MAS Al Washliyah 67 Pematang Siantar



MenaraToday.Com - Pematangsiantar :

Adanya dugaan wacana pengambil alihan Sekolah Madrasah Aliyah Swasta Al Washliyah 67 Kota Pematangsiantar oleh sekelompok oknum untuk kepentingan kelompoknya dinilai mencedrai dunia pendidikan dan perasaan para alumni sekolah tersebut yang berdiri sejak tahun 1994 sampai dengan sekarang.

Hal ini disampaikan Alumni MAS Al Washliyah 67 Pematangsiantar Tahun 2006 yang diwakilkan oleh Abdul Hanan pada Minggu 11/8/2019 saat tim redaksi mencoba meminta tanggapannya mengenai hal dugaan upaya pengalihan nama dan perebutan aset Al Washliyah menjadi kepentingan kelompok pribadi oknum yang selama ini berkuasa.

" Atas nama rekan - rekan Alumni MAS Al Washliyah tahun 2006, kami mengecam tindakan sekelompok oknum yang ingin merebut sekolah aliyah Al Washliyah jadi milik kelompok tertentu " Kata Abdul Hanan kepada tim redaksi.

Ia menambahkan, dengan pergantian nama sekolah dan yayasan MAS Al Washliyah yang kabarnya akan diganti menjadi yayasan inisial M, hanya karena kekuasaan dan ambisi sekelompok oknum secara otomatis ini berarti menutup Madrasah Aliyah Swasta Al Washliyah 67 Pematangsiantar tanpa ada sebab yang jelas seperti ditutup pemerintah atau dalam keadaan sudah tidak mampu ber operasional lagi.

" Ketika sekolah MAS Al Washliyah sudah ditutup lantas bagai mana nasib kami sebagai alumni sekolah tersebut, sebagai contoh ketika kami butuh legalisir ijazah, urus kehilangan Ijazah atau surat lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Apa mereka yang saat ini haus dengan kekuasaan tidak memikirkan itu ? " Terang pria yang akrab disapa Aan oleh temannya semasa sekolah dulu.

Tidak hanya itu, Menurutnya di dalam sistem struktur Organisasi dalam hal ini ormas Al Washliyah sebagai pemilik lisensi dan penerima wakaf madrasah tersebut, semua mekanisme telah diatur mulai dari pengangkatan sampai dengan pemberhentiaan perangkat sekolah oleh dewan penyantun dan majelis pendidikan Al washliyah sesuai aturan yang berlaku.

" Satu hal yang harus dipahami mereka bahwa setiap orang itu ada masanya, dan ada regenerasinya, kecuali kalau itu yayasan pribadi " tandasnya.

Selain itu, pihaknya ( alumni 2006 ) yakin dan percaya bukan hanya mereka saja yang kecewa dan mengecam dengan kejadian ini, namun alumni - alumni mulai tahun 1996 sampai 2019 juga merasakan hal yang sama .

" Jangan biarkan kami kecewa, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, silahkan duduk bersama untuk mencari solusi " harapnya. (Adi)
Lebih baru Lebih lama