MenaraToday.com - Dharmasraya :
Petani kelapa sawit berdomisili diwilayah Kabupaten Dharmasraya telah dimanjakan dengan kehadiran pabrik Pupuk NPK+MgO (Netrogen, Prostat, dan Kalium + Magnesium Oksida) berada di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.
Pabrik pupuk merupakan bagian dari pengembangan usaha dilaksanakan oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Lubuk Karya, bekerjasama atau kata lain join operasional (Jo) bersama dengan PT Pupuk Andalas Indonesia (PAI) telah mampu menjawab kesulitan warga mendapatkan pupuk selama ini.
Menurut Ketua KUD Lubuk Karya Jhon Nasri, ketika dijumpai wartawan di lokasi pabrik Kamis (4/9) menyebutkan bahwa, pabrik pupuk NPK+MgO dibawah kendali KUD dipimpinnya itu, telah berdiri sejak bulan Mei silam. Sehingga telah mampu memberikan kontribusi kepada petani setempat. Terutama bagi 595 orang anggota KUD Lubuk Karya, dengan memiliki kebun sawit seluas 886 hektare.
"Kehadiran pabrik pupuk ini, menjawab kesulitan petani kelapa sawit, untuk mendapatkan pupuk," sebut Jhon Nasri.
Adapun hasil produksi pabrik saat ini, mencapai 15 ton/ hari. Sehingga produksi dalam satu tahun mencapai 4.800 ton, dan akan mampu memenuhi kebutuhan kebun konsumen seluas 3.750 hektar setiap tahun, tambahnya lagi.
Adapun terhadap kualitas pupuk produksi pabrik KUD Lubuk Karya tidak perlu diragukan, karena telah diakui oleh Scorpindo, dengan memiliki sertifikat. Disamping itu, juga telah diakui para ahli Pembudi daya perkebunan kelapa sawit.
Sebagai konsumen tetap, tentunya anggota bersama pengurus KUD Lubuuk Karya tidak menghendaki pupuk produksi sendiri memiki kualitas rendah. Dikarenakan akan di pakai sendiri untuk kebun sawit dimiliki anggota.
"Selain memenuhi kebutuhan anggota, pupuk produksi pabrik KUD Lubuk Karya, juga telah menerima pesanan dari para konsumen luar daerah, Seperti Solok Selatan, Sijunjung, Muaro Bungo Provinsi Jambi, serta Riau," terang Sekretaris DPW APKASINDO Provinsi Sumatera Barat itu.
Ia juga menyebutkan, bahwa harga jual pupuk produksi pabrik KUD Lubuk Karya sangat relatif rendah dibandingkan dengan pupuk lainnya. Adapun bahan produksi pupuk 90 persen dari bahan organik, sesuai dengan anjuran Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) merupakan kebijakan Pemerintah melalui Kementrian Pertanian, dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia.
Syaiful Hanif