Proyek Ditelantarkan Pemborong, Warga Kalang Kabut


MenaraToday.Com - Tapsel :

Pengerjaan Jalan Desa atau Rabat Beton di Tarutung Bolak Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais, Tapanuli Selatan, terbengkalai akibat ditinggal pemborong.


Menurut warga, pengerjaan Proyek tanpa Plan Proyek ini, dimulai sekitar pertengahan bulan Juli 2019 lalu. Namun tiga minggu belakangan, aktifitas pengerjaan terhenti, sementara kondisi pengerjaan baru sekitar 70 persen.


"Itu pengerjaannya dimulai sekitar pertengahan bulan Juli lalu, tapi karena tak ada plank proyeknya kita tak tahu apa apa. Namun, sudah tiga pekan ini, para pekerja tak nampak lagi, yah.macam inilah kondisinya bang" ujar Sulaiman Lubis, salah seorang warga Desa Sipangko, saat dijumpai wartawan Minggu (15/9) kemarin di Lokasi proyek.

Sementara itu, Adzan Sinaga warga Desa Sipangko lainnya, meminta agar Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, serius menangani pembangunan di pedesaan.

"Itu tak tahu kita apa apa, Plank pengerjaan proyek tak ada, kepala desa sama aparatnya juga tak tahu itu proyek apa. Kita anggap ajalah itu proyek tuyul. Liat aja, hasilnya pun macam kerjaan tuyul" ujar Adzan Sinaga kesal.

"Sekarang pengerjaannya terbengkalai, entah apa apa pemborongnya tak melanjutkan. Kalau memang sudah siap dikerjakan, masak hasilnya kayak gitu,  Sebagian dikerjakan sebagian lagi tidak. Maunya, turun itu Bupati Tapsel meliat kerjaan aparatnya, Hancur negara kalau macam ini dek, nunjuk pemborong kok macam tak bertanggungjawab gitu" pungkas Adzan Sinaga.

Pantauan wartawan di lapangan, kondisi pengerjaan setelah ditinggal pekerja sungguh memprihatinkan. Sebagian dirabat beton, sebagain lagi dibiarkan dengan material batu dan krikil.

Parahnya lagi, satu unit jembatan yang sempat dibongkar pemborong, ditinggal begitu saja tanpa ada jembatan pengganti, sehingga menyulitkan warga ke kebun mereka.

"Dulu pas mau bangun jalan ini, pemborongnya membongkar jembatan yang kami buat secara gotong royong. Katanya akan diganti dengan jembatan yang lebih baik, eh, Sampai sekarang tak pernah diganti. Sulit kami ke kebun jadinya. Mana pemborongnya kabur pulak," ujar Sulaiman Lubis. (ucok siregar) 
Lebih baru Lebih lama