Terkait
kembalinya beroperasi pukat trawl di wilayah tangkapan nelayan tradisional
khusunya di perairan pinggiran Selat Malaka membuat para nelayan tradisional
merasa terusik. Dan atas dasar itulah, ribuan nelayan tradisional Tanjungbalai –
Asahan bersatu mendatangi kantor DPRD Asahan untuk mengadukan nasib mereka.
“Kami kesini mengadukan nasib kami kepada para wakil-wakil rakyat yang baru saja dilantik, kami berharap para anggota DPRD Asahan dapat mendengarkan aspirasi kami kemudian mewujudkan apresiasi kami ini dalam sebuah tindakan yang nyata, bukan hanya janji-janji, karena kami telah muak dengan janji-janji manis yang diibaratkan angin surga buat kami” ujar Zainal salah satu orator di depan kantor DPRD Asahan, Rabu (18/9/2019).
Zainal juga menyebutkan bahwa dengan kembalinya pukat trawl menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah dan penegak hukum terhadap para pemilik pukat trawl yang telah melanggar hukum.
“Kami kesini mengadukan nasib kami kepada para wakil-wakil rakyat yang baru saja dilantik, kami berharap para anggota DPRD Asahan dapat mendengarkan aspirasi kami kemudian mewujudkan apresiasi kami ini dalam sebuah tindakan yang nyata, bukan hanya janji-janji, karena kami telah muak dengan janji-janji manis yang diibaratkan angin surga buat kami” ujar Zainal salah satu orator di depan kantor DPRD Asahan, Rabu (18/9/2019).
Zainal juga menyebutkan bahwa dengan kembalinya pukat trawl menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah dan penegak hukum terhadap para pemilik pukat trawl yang telah melanggar hukum.
“Kami
menilai pihak pemerintah dan penegak hukum dalam hal ini lemah dan tidak
komitmen dalam memberantas pukat-pukat trawl yang beroperasi di wilayah
tangkapan nelayan tradisional. Kami juga menilai pemerintah dan penegak hukum
tidak perduli dengan nasib nelayan tradisional sehingga kami berasumsi bahwa
ada konspirasi antara pemerintah, penegak hukum dengan pemilik-pemilik pukat
trawl” teriak Zainal.
Dalam
aksi ini diterima oleh perwakilan anggota DPRD Asahan, Irwansyah Siagian, Muhammad
Reza Andhika dan beberapa anggota DPRD yang baru saja duduk di kursi legislatif
Asahan.
Pada
kesempatan itu Irwansyah Siagian menyebutkan bahwa persoalan ini akan dibahas
oleh DPRD Asahan dengan Pemkab Asahan dan Polres Asahan.
“Apa
yang saudara-saudara sampaikan akan kita masukkan kedalam agenda rapat dengan
pihak instansi terkait, yang jelas kami dari DPRD Asahan adalah wakil dari
saudara-saudara untuk menyuarakan aspirasi masyarakat” ujar Irwansyah sembari
mengajak 10 orang perwakilan nelayan untuk masuk dan bertemu dengan Ketua DPRD
Asahan Baharuddin Harahap.
“Apa
yang saudara-saudara sampaikan akan kita bahas setelah pembagian komisi-komisi
di DPRD Asahan. Yang jelas kita akan berkoordinasi dengan pihak penegak hukum
baik dari Polres Asahan, Polres Tanjungbalai, Lanal TBA serta pihak Syahbandar”
ujarnya.
Setelah
bertemu dengan Ketua DPRD Asahan, para nelayan tradisional ini kembali dengan
pengawalan pihak Polres Asahan dan Satpol PP. (Adjie)