Tak Mudah, Tim Damkar Si Pemburu Api Harus Pertaruhkan Nyawa Dalam Menjalankan Tugas



MenaraToday.Com - Pelalawan (Riau) :

Kecil jadi sahabat, besar menjadi lawan. Itulah sebuah peribahasa yang saat ini dialami oleh tim Pemadam Kebakaran (Damkar).


Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang beberapa bulan terakhir telah menghanguskan ratusan bahkan ribuan hektar baik hutan maupun lahan milik masyarakat yang terjadi di wilayah Riau saat ini sudah menjadi polemik yangat memprihatinkan.

Akibatnya, sebagian besar wilayah kota yang ada di Provinsi Riau saat ini ditutupi oleh kabut asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi termasuk wilayah kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

Kepada awak Menaratoday, Nasir dengan sapaan akrabnya Opung yang bekerja di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan menjabat sebagai Danton di pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Pelalawan menceritakan pengalamannya.

Pihaknya sedikit menceritakan bagaimana suka dukanya disaat sedang menjinakan api dilokasi kebakaran yang terkadang kalau kurangnya waspada bahkan nyawa taruhannya.

Sewaktu tim nya dikirim beberapa hari untuk memadamkan api di kawasan dekat Teso Nilo yang kebetulan terdapat hutan lindung tempat para satwa dilindungi, disana kami harus slalu waspada dengan pandangan harus liar dan tidak boleh terpisah sendirian.

"Tak jarang kadang kami menemukan bekas tapak baru Beruang, Gajah bahkan dihiruk pikuknya asap kami juga sempat mendengar auman dari si belang. Disitulah kadang sebelum kami mulai bekerja, selalu berdo'a memohon perlindungan dari Allah untuk keselamatan dan kelancaran tim kami dalam memadamkan api," tutup Opung.
(Arman).
Lebih baru Lebih lama