Ini Profil Bupati Lampung Utara Yang Terjaring OTT KPK


MenaraToday.Com - Lampung  Utara  :

Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara, terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Begini profil Bupati Lampung Utara itu.


Dilansir situs Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, Senin (7/10/2019), Agung lahir di Kotabumi, Lampung Utara pada 17 Agustus 1982. Dia merupakan putra dari mantan Bupati Way Kanan, Tamanuri.


Sebelum terpilih menjadi bupati, Agung mejabat sebagai Camat Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung. Kemudian, dia terjun di pemerintahan menjadi Sekretaris Lurah Blambangan Umpu, Kabupaten Way kanan, Lampung.

Setelahnya, Agung mengikuti kontesasi Pilkada Lampung Utara pada 2013 silam. Ia memperoleh suara terbanyak dengan 162.427 suara (49,19 persen), sementara lawannya, ZA hanya memperoleh 127.163 (38,51 persen) dan M. Yusrizal mendapatkan 34.778 suara (10,53 persen).

Agung pun ditetapkan sebagai Bupati Kabupaten Lampung Utara periode 2014-2019, dimulai saat usianya 32 tahun alias masih muda.
Dilansir Antara, Agung dan Paryadi pada Pilbup Lampung Utara 2013 diusung oleh PKS, Partai Hanura, PKB, PPP, dan PKPI. Agung sendiri merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Lampung Utara.

Diketahui, KPK melakukan OTT terhadap Agung terkait dugaan suap proyek di Dinas PU atau Koperindag Lampung Utara. Sejumlah uang diamankan KPK.

"Diduga terkait proyek di Dinas PU atau Koperindag di Kabupaten Lampung Utara," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Minggu (6/10/2019).
Belum diketahui detail jumlah duit yang diamankan itu. Syarif juga belum menjelaskan uang tersebut berasal dari siapa.

Selain Agung, KPK juga mengamankan dua orang kepala dinas dan seorang perantara. Belum diketahui persis kasus yang menyebabkan pihak-pihak itu terjaring OTT KPK.

"Yang diamankan Bupati, dua Kepala Dinas dan seorang perantara," ucapnya.

Agung akan dibawa KPK ke Jakarta hari ini. KPK punya waktu 1x24 jam sebelum menentukan status hukum keempat orang yang diamankan itu. Mereka kini masih berstatus sebagai saksi. (*).
Lebih baru Lebih lama