MenaraToday.Com - Jakarta :
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dirinya akan fokus dalam bidang SDM, itu terartikulasikan dalam APBN, belanja untuk pendidikan mencapai Rp505 Triliun, belanja mengenai kesehatan Rp123 triliun, belanja untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan kemajuan sosial lebih dari Rp320 triliun, itu semua adalah karena modal manusia sangat penting.
Untuk itu, saya minta kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan, mari terus menerus mendukung seluruh program untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Jangan sampai Indonesia masuk dalam middle income trap yang disebabkan permasalahan pada birokrasinya. Di negara-negara yang maju, institusi publik dan privatenya sama-sama bisa menjadi efisien, transparan, akuntabel dan tidak korupsi atau bersih.
Saya juga selalu mendorong Kementerian Keuangan tidak segan untuk belajar dari siapa saja. Kementerian Keuangan bisa belajar dari sisi pola pikir bagaimana mengelola keuangan negara dari pihak swasta terutama swasta yang sudah berhasil dan selalu berevolusi, itu juga sesuatu yang harus dan tetap dilakukan.
Saya juga banyak belajar dari orang lain. Contohnya waktu pelantikan sebagai Menteri Keuangan, saya berdiri bersebelahan dengan Nadiem, seorang anak muda 35 tahun yang juga dilantik menjadi menteri. Kami bertukar pikiran dan saya merasa diingatkan bahwa perubahan besar sedang terjadi. Perubahan itu adalah keniscayaan.
Kita sebaiknya berubah, bila tidak berubah maka akan punah. Semangat inilah yang ingin terus diingatkan kepada jajaran Kementerian Keuangan, berubah, berubah untuk lebih baik, berubah untuk lebih efisien, berubah untuk lebih transparan, berubah ubtuk lebih efektif.
Dan ini yang akan kita terus tanamkan kepada keseluruhan, dengan bantuan teknologi banyak perubahan dapat dilakukan secara lebih mudah.
Kita akan terus melakukan perubahan internal Kementerian Keuangan agar rasa kebutuhan untuk berubah itu bukan hanya karena dipidatokan, tapi anda merasakan karena ini adalah kebutuhan bangsa dan negara kita untuk dilayani lebih baik.
Dan mulai saat ini saya akan meminta seluruh jajaran Kementerian Keuangan untuk terbiasa melihat perubahan itu.
Kita telah menyaksikan bagaimana William Tanuwijaya dengan Tokopedia-nya, hanya dalam waktu 10 tahun dapat mencapai 6 juta merchant dan dia bisa mengelola 6 juta merchant. Sementara Kementerian Keuangan memiliki 45 juta pembayar pajak dalam waktu 73 tahun. Ada 28 ribu satker, 75 ribu desa, harusnya kita juga dapat melacak setiap penggunaan rupiah dalam APBN dibelanjakan untuk apa saja
Jadi saya ingin mengatakan bahwa teknologi dapat membantu kita untuk terus beradaptasi dan teknologi tidak menjadi musuh, hidup bersama dengan kemajuan teknologi adalah suatu keharusan.
Oleh karena itu, di dalam Kementerian Keuangan saya harapkan kultur mengenai keterbukaan dan perubahan itu adalah suatu kultur yang harus terus dijaga.(efrizal/tim)