MenaraToday.Com - Sidoarjo :
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin meminta sejumlah pihak menjalankan program naturalisasi sungai untuk menangkal banjir Tanggulangin. Nur Ahmad juga meminta membongkar bangunan liar.
"Berkaitan dengan banjir Tanggulangin, saya putuskan untuk melakukan penyedotan yang sudah berjalan maksimal dengan 11 pompa dan memperlebar sungai Kedungbanteng dan Banjarasri," kata Wabup Sidoarjo dalam rapat di Balai Desa Kadungbanteng, Sidoarjo, Minggu (23/2/2020).
Dalam rapat yang berlangsung, Wabup menekankan agar sungai Kedungbanteng dan Banjarasri tersebut harus dinormalisasi. Cara ini diklaim dapat mengatasi banjir di wilayah sekitar.
Selain itu, pria yang kerap di sapa Nur Ahmad meminta untuk terus melakukan pembangunan bosem meski musim hujan sudah berakhir.
"Tujuannya agar setiap tahun dua desa tersebut tidak lagi terjadi banjir," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji. Dihadapan peserta rapat, Ia memberi solusi untuk normalisasi serta pelebaran sungai dan pembongkaran bangunan liar yang berdiri di atas tanah sempadan sungai.
Menurutnya, selama ia melakukan sidak penyebab banjir menurutnya adalah karena pendangkalan sungai dan penyempitan sungai akibat banyaknya bangunan liar.
"Jika ingin banjir ini segera selesai dan tuntas maka solusinya hanya ada dua, normalisasi kali dan bongkar bangunan liar, warga yang punya bangunan harus mengikhlaskan," tegas pria nomor satu di jajaran Polresta Sidoarjo itu.
Sementara untuk diketahui, rencana pembongkaran bangunan liar dan normalisasi sungai dalam waktu dekat akan diputuskan kapan dimulai. Saat ini camat dan kades bersama tokoh masyarakat melakukan koordinasi bersama warga kedungbanteng dan banjarasri.
Pada kesempatan itu pula, BPBD Sidoarjo membagikan 570 pasang sepatu booth untuk warga terdampak. sedangkan Tagana membuka dapur umum dan membagikan 3000 nasi bungkus per hari.
Sebelumnya sejak ditetapkan tanggap darurat pada tanggal 19 februari kemarin, penanganan yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sidoarjo bersama jajaran TNI-Polri dibantu para relawan dan masyarakat sudah maksimal. Hasilnya dari 12 RT yang terendam banjir, kini tinggal 5 RT, sedangkan jumlah warga yang semula ada 2500 warga yang terdampak kini sudah berkurang menjadi 1.309 warga. (Andry Agus)