Komunitas Dharmasraya Peduli Dampak Covid-19, Dorong Kesadaran Semua Pihak Putus Mata Rantai Penularan Virus Corona


MenaraToday.com - Dharmasraya : 

Walaupun baru berumur dua hari, komunitas Dharmasraya peduli dampak Covid-19 (Virus Corona) terlahir dari kumpulan warga group WhatsApp "Menuju Dharmasraya 2020," langsung eksis dalam kontek solidaritas memutus mata rantai penularan Virus Covid-19. 

Kegiatan sosial diprakarsai oleh tokoh muda Dharmasraya Pandong Spendra Nabries bersama Irzon Efendi, yang akrab dipanggil Andi Pitopang, bersama para aktivis lainnya, langsung mendapat respon positif dari para petinggi daerah mekar itu. 

Mulai dari pimpinan DPRD Dharmasraya, hingga para anggota dewan terhormat, serta para pimpinan partai politik (Parpol). Mereka semua sepakat untuk menanggalkan warna baju dipakainya, demi menyelamatkan masyarakat dari dampak virus Corona. 

Hal ini sesuai dengan hasil pertemuan dilaksanakan komunitas Dharmasraya peduli dampak Covid-19, bersama anggota dewan terhormat Ir H Adi Gunawan. MM, Irmon. S.Hut, Ampera Dt Labuan Basa, Cecep Nurzaman. S.Pd, Saparman, dan pimpinan dari berbagai Parpol, seperti Henki Purnanda, Mulyadi. S. Ag, Indra, dan Fadly, bertempat di salah satu ruangan kantor DPRD Dharmasraya Selasa (32/3/20). 

Dalam pertemuan tersebut, semua sepakat melakukan sosialisasi dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat untuk mengisolasi diri, sehingga tidak tertular dan tidak menularkan virus Covid-19 kepada orang lain. 

"Maka dari itu, pihak komunitas Dharmasraya peduli dampak Covid-19, perlu menanamkan kesadaran kolektif bagi masyarakat, terhadap dampak akan timbul bagi mereka yang tidak patuh dan taat atas himbauan pemerintah untuk mengisolasi diri," sebut Ir H Adi Gunawan. MM. 

Gerakan penanggulangan bersama Covid-19, dengan saling menguatkan, baik pemerintah maupun gerakan dilakukan komunitas fokus dalam memutuskan mata rantai penyebaran virus Corona. Selain itu, juga perlu secara bersama mengawal anggaran dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Seterusnya, selalu memviralkan segala kegiatan dilakukan untuk menggugah hati masyarakat agar mendukung program dilaksanakan. 

Sementara itu, Irzon Efendi mengatakan, perlunya pemahaman gerakan bersama dalam mencegah penyebaran lebih luas wabah virus Covid-19 serta beberapa istilah yang harus diketahui seperti self distancing, self isolation, self quarantine, atau bahkan lockdown dan banyak lagi sebutan lainnya. 

Self distancing adalah memastikan jarak aman kita dengan orang lain. Penyederhanaan praktik "berjarak" dari sekitar. Self isolation kurang lebih sama artinya dengan self quarantine, yaitu membatasi diri sendiri untuk tak berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan lockdown merupakan upaya untuk membatasi interaksi satu komunitas dengan komunitas lain. 

"Tentu saat lockdown diterapkan, arus keluar dan masuk kawasan dibatasi. Hanya kebutuhan darurat dan atau medis yang masih diizinkan. Tujuan dari semua itu,  adalah untuk meminimalkan kontak dekat akan memungkinkan .saling terpapar cipratan cairan sistem pernapasan orang lain," terangnya. 

Ia juga menambahkan, sesuai dengan keterangan para ahli medis penanganan virus Covid-19, penyebarannya melalui cipratan (droplet) cairan pernapasan. 

"Maka dari itu perlu dilakukan isolasi diri bagi mereka yang baru pulang dari daerah terpapar, demi menyelamatkan diri sendiri, keluarga, maupun orang lain. Terpenting lagi, jangan beranggapan mengisolasi diri sebuah aib dalam kampung. Tetapi untuk memutus mata rantai penularan virus Covid-19," pungkas Andi Pitopang. (Syaiful Hanif)
Lebih baru Lebih lama