![]() |
Foto : Doa Perawat Untuk Negeri yang dilakukan secara virtual (Foto : Tim) |
MenaraToday.Com – Jakarta :
Perjuangan dalam
penanganan pandemi COVID-19 dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat. Para
petugas kesehatan, khususnya perawat menjadi komponen yang paling rentan pada
penularan COVID-19 karena melakukan kontak langsung dengan para pasien.
Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan bahwa tenaga kesehatan dan rumah sakit harus menjadi garda terakhir dalam upaya penanganan COVID-19.
"Jadikan para
petugas kesehatan, dokter, perawat dan rumah sakit sebagai benteng terakhir
bangsa kita," tegas Doni dalam sambutannya pada acara Doa Perawat untuk
Negeri "Untuk Para Pahlawan Kemanusiaan dan Seluruh Rakyat Indonesia"
melalui ruang digital di Jakarta baru-baru ini.
Doni yang juga
merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau bahwa
kolaborasi pentaheliks berbasis komunitas atau kerja sama seluruh komponen
masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 dengan
disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
"Kolaborasi
pentaheliks berbasis komunitas harus menjadi ujung tombak kita, masyarakat
diharapkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 sehingga tidak
banyak yang jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit,"
ujar Doni.
Selain itu, Doni juga
kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan
dan mempersiapkan diri karena walaupun upaya penanganan COVID-19 dilakukan
dengan uji coba vaksin maupun penemuan obat-obatan, namun belum ada yang dapat
memprediksi kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.
"Kita (masyarakat)
harus mempersiapkan diri untuk jangka waktu yang sangat panjang. Walaupun saat
ini pemerintah sedang berupaya mendapatkan vaksin yang mencukupi untuk seluruh
masyarakat Indonesia dan obat yang mujarab, namun belum ada satu pun ahli atau
pakar yang dapat memprediksi dan menentukan kapan pandemi ini akan
berakhir," lanjut Doni.
Ketua Umum Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah
mengungkapkan bahwa melalui kegiatan Doa Perawat untuk Negeri dapat memberikan
penghormatan kepada para perawat dan petugas kesehatan yang telah gugur dalam
pengabdiannya kepada bangsa serta memberikan kekuatan bagi keluarga yang
ditinggalkan.
"Kami berharap
kegiatan ini dapat memberikan penghormatan kepada rekan-rekan yang telah gugur
serta memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Kami juga mohon doa
dan dukungan bagi perawat dan petugas kesehatan yang masih bertugas dan tegar
melayani masyarakat semoga terhindar dari paparan COVID-19," ungkap Harif
dalam sambutannya melalui ruang digital” ujarnya.
Selanjutnya, Harif
juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mendoakan Indonesia agar
persatuan bangsa tetap kuat dan bersungguh-sungguh dalam menghadapi pandemi Covid-19
dan para petugas kesehatan tetap dapat terlindungi dalam menjalani tugas
profesinya.
Salah satu ahli waris
dari perawat yang gugur dalam tugas penanganan Covid-19, Muslihah, yang
merupakan istri alm. Zaenal Khabib dari Jawa Timur menghaturkan rasa syukur dan
terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas perhatian dan dukungan yang
selalu diberikan kepada keluarga dari para petugas kesehatan, khususnya perawat
yang gugur dalam tugas menangani Covid-19.
"Kami sangat
bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena telah
memberikan perhatian, doa, dukungan, santunan, tanda kehormatan bintang dan
beasiswa pendidikan untuk putra-putri kami. Kami juga berterima kasih atas
dukungan PPNI yang telah membantu, mengawal dan memfasilitasi kami terkait
kelengkapan dokumen penghargaan maupun santunan dari berbagai pihak,"
tutur Muslihah melalui ruang digital.
Muslihah
mengungkapkan bahwa dukungan dari pemerintah Indonesia mampu meringankan beban
bagi keluarga para petugas kesehatan yang telah gugur.
"Kehilangan
orang yang kita sayangi dan stigma negatif masyarakat kepada kami merupakan
beban berat yang kami rasakan. Namun, kebijakan pemerintah Indonesia sangat
membantu meringankan beban kami," lanjut Muslihah.
Kegiatan Doa Perawat
untuk Negeri turut dihadiri oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Bambang Soesatyo, Wakil Dewan Perwakilan Rakyat RI Sufmi Dasco Ahmad,
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendy, Menteri
Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara/Ketua
Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick
Thohir serta diisi dengan tausiah oleh KH. Abdullah Gymnastiar serta doa dari
perwakilan tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. (Fadhil/Tim)