MenaraToday.Com – Pandeglang :
Setelah menunggu hampir 2 tahun, akhirnya Pemkab Pandeglang mendapatkan
kabar gembira dengan ditetapkannya Geopark Ujung Kulon menjadi warisan Geopark
(Geoheritage) nasional oleh Kementerian Energi Dan Sumberdaya
Mineral (ESDM), dengan nomor surat 064/DEPUTI V/MARVES/1/2021, Senin (18/01/2021).
Dalam surat penetapan
itu salah satunya dijelaskan bahwa geopark Ujung Kulon telah ditetapkan sebagai
warisan geologi melalui SK Menteri ESDM RI Nomor 54 K/40MEM/2020 Tentang
penetapan warisan geologi (geoheritage) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,
surat gubernur banten nomor 596/164-DESDM/2020 perihal dukungan pengembangan
kawasan geopark ujung kulon, dan kesepakatan dalam rapat kordinasi perihal
kesiapan untuk menjadi geopark nasional pada 28 desember 2020. Rapat diikuti
oleh Bupati Pandeglang, perwakilan pemerintah provinsi banten,
kementerian/lembaga terkait dan para pakar geopark.
Terkait hal ini,
Bupati Pandeglang Hj. Irna Naraulita bersyukur, karena pengajuan Geopark Ujung
Kulon akhirnya ditetapkan menjadi geoheritage oleh Kemen ESDM. Irna mengatakan,
dengan ditetapkannya Geopark Ujung Kulon, tentu akan memberikan dampak yang
positif bagi ekonomi buferzone dan sebagai pelestarian akan warisan dunia. Irna
juga optimistis geopark akan mampu mendorong kemajuan daerah di Banten,
khususnya Kabupaten Pandeglang.
"Kami bersyukur
dengan telah ditetapkanya geopark ujung kulon menjadi geoheritage oleh
kementerian, Kami yakin geopark ini akan mampu mendorong kemajuan di wilayah Banten Selatan agar bisa
maju sehingga bisa setara dengan Kabupaten lainnya yang ada di Banten
Utara," tuturnya.
Perlu diketahui, Pada
tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengajukan 29 warisan geologi dan
sekitar 14 geoheritage akan masuk dalam surat keputusan Menteri ESDM. Dari ke
14 itu yang menjadi geoheritage diantaranya, Carita Regen Boncel, Panimbang
Batu Hideung, Cigeulis Curugsawer dan Goa Lalay, Cimanggu Curug Bedug dan Curug
Dengdeng serta Batuan Ngampar Larva. Kemudian sisanya dari 29 yang diusulkan
saat itu, dipilah agar bisa menjadi geowisata dan geokonservasi. (ILA)