Menaratoday.com, Pematangsiantar:
Proyek dana insentif daerah (DID) Kotamadya Pematangsiantar tahun 2020 senilai Rp 3,1miliar baru selesai dikerjakan, namun tidak berfungsi seperti yang diharapkan. Proyek dana insentif daerah ini digunakan untuk membuat bangunan tempat cuci tangan di setiap sekolah SD dan SMP.
Pembuatan bak cuci tangan di setiap SD dan SMP bertujuan untuk menunjang kegiatan belajar siswa dimasa pandemi covid 19. Namun hasil pembangunan bak cucitangan tersebut banyak yang tidak berfungsi, karena airnya tidak ada dan terindikasi anggarannya di Mark up sehingga berpotensi merugikan anggaran negara.
Pasalnya, bukan hanya karena tidak ada air yang akan dipergunakan untuk cuci tangan, tapi bangunannya yang diharapkan untuk menunjang fasilitas belajar tatap muka terkesan mubajir, juga fasilitas pendukungnya seperti kran air yang tidak terpasangkan.
Salah satu kepala sekolah SD di Kecamatan Siantar Utara menyebutkan pihak pemborong sama sekali belum memasang kran air pada bak tempat cucitangan sehingga mereka atau mirid tidak dapat menggunakannya, lebih lanjut dikatakan kepala sekolah urusan penyambungan instalasi air ke PDAM ketempat cuci tangan adalah urusan pemborong.
Pejabat pembuat komitmen dinas pendidikann kotamadya Siantar jonson sitinjak ketika akan dikonfirmasi (kamis 18/2) tidak berhasil, dan pegawai menyebutkan baru saja keluar.
Pelaksana tugas (PLT) kadis pendidikan kotamadya Siantar Rosmayana ketika dikonfirmasi via selulernya menyebutkan bahwa bangunan bak cuci tangan yang dibangun di setiap sekolah SD maupun SMP sudah selesai. Dikerjakan, kalau memang tidak ada kran airnya, itu semua disimpan kepala sekolah karena takut hilang. Tidak tau siapa pemborongnya" Jelas Rosmayana. (Red/R1)