Jaro Saija Bersama Uday Suhada |
Menaratoday.com BANTEN, LEBAK-Terkait Beredarnya video yang dirilis oleh Aliansi Mahasiswa Penjaga Kelestarian Alam & Budaya yang menuding warga Baduy sebagai penyebab kerusakan lingkungan di Baduy pada 14 Juli 2021 lalu, dibantah oleh lembaga adat Baduy, melalui Jaro Saija. Menurutnya, pernyataan mahasiswa Jakarta dan Bogor itu bohong.
"Bohong itu, Saya tidak suka dan tidak senang nama Baduy dibawa-bawa. Saya juga tidak kenal dengan pembuat pernyataan itu yang bernama Ricci Ricardo, karena belum pernah datang ke Baduy. Apalagi persoalan di Gunung Liman yang ada di luar Tanah Ulayat Baduy itu sekarang sudah aman, tertib dan tidak ada lagi (penambang liar). Kami sering melakukan kontrol bersama Kapolsek Cirinten dan juga Kapolsek Leuwidamar." ujar Saija di rumah dinasnya di kampung Babakan Kaduketug, Desa Kanekes, Minggu (18/07/21).
Sementara itu, Uday Suhada selaku Pendamping Komunikasi Adat Baduy mengatakan, beredarnya video yang menyatakan tentang kerusakan ditanah ulayat tersebut tidak berdasar.
"Statement mereka ngaco, Kalau tidak tau, jangan asal bicara. Apalagi dikaitkan dengan Kapolda Banten yang dianggap tidak mampu menjaga kelestarian alam di Baduy, dimana korelasinya?" Tanyanya.
Uday yang juga pegiat antikorupsi ini menilai, bahwa statement mereka yang mengaku mahasiswa dari 8 perguruan tinggi itu berbau fitnah. Uday mengaku, statemen yang ditudingkan seperti bukan dari kalangan intelek.
"Sy lihat statement itu tidak menunjukkan ciri khas statement dari kalangan akademik, yang malah mengandung fitnah. Kalau tidak tau persoalan, mending tanya dulu ke Lembaga Adat Baduy. Jangan seenaknya menyebar statement," tambahnya.
Karena itu, Uday menyaranakan agar mereka meminta maaf ke lembaga adat Baduy. "Sebaiknya saudara Ricci Ricardo cs minta maaf ke Lembaga Adat Baduy atas kegaduhan yang mereka buat itu, Jangan sampai para tokoh adat marah," Pungkas Uday.
ILA