Aktivis Pemerhati Pembangunan dan Kebijakan Mardan Eriansyah Siregar menilai bahwa Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Dolly Pasaribu masih minim pengalaman dalam dinamika politik.
"Karena memang tidak punya pengalaman panjang di organisasi massa dan organisasi politik serta tidak pernah merasakan pahit getirnya membesarkan organisasi dari zero to hero (dari dasar)," kata Mardan, Rabu (31/08/2022)
Tampilan berita tentang penghargaan ini dan itu yang diraih dalam 12 bulan belakangan ini merupakan legacy (peninggalan berharga) dari mantan Bupati Syahrul Pasaribu yang memang sudah di tempah dengan ribuan pengalaman, baik sebagai aktivis mahasiswa, aktivis pemuda, politisi partai Golkar yang teruji di Indonesia.
Hal ini juga, Mardan mengungkapkan, desas desus di masyarakat tentang indikasi adanya keinginan melepas diri dari bimbingan mantan Bupati, tapi di bungkus dengan statement-statement picisan dan cenderung mirip tangisan tentang "Jangan ada 2 imam dalam shalat" dan "Matahari hanya 1 di Tapsel" adalah sebuah statement yang tidak perlu dan cenderung terlihat cengeng, bukan terlihat tegas.
Sesungguhnya statement tentang hanya 1 matahari di Tapsel justru pada awal kepemimpinan pemerintahan Tapsel pertama muncul dari pidato Syahrul Pasaribu pada acara Pisah Sambut Pejabat Baru dan acara Pelepasan Bupati di lapangan perkantoran Bupati Tapsel, tapi bahasa Bupati hari ini masih menumpang dengan bahasa politik dari Politisi Golkar (Mantan Bupati Tapsel).
"Sudah 2 tahun perjalanan kepemimpinan bang Dolly Pasaribu terlihat hanya menjalankan hal-hal rutin saja seperti seremonial acara-acara dan program-program lama masa lalu, tidak ada gebrakan fantastis apapun yang dapat kita rasakan dan viral, apalagi tidak pernah melakukan ekspose 100 hari kerja yang umumnya dilakukan kepala daerah lain," ujar Mardan.
Hal ini diduga karena Bupati Tapsel, Dolly Pasaribu hanya punya keinginan jadi Bupati tapi tidak memahami arti kekuasaan yang dapat digunakan menggerakkan dan membuat inovasi.
Mardan Eriansyah Siregar juga menilai, ada kecenderungan stigma Pemerintahan Dinasti dan Bupati Boneka yang berada di masyarakat sampai saat ini belum dapat dihilangkan, "Inilah menurut pendapat saya kelemahan bang Dolly Pasaribu, akibat tidak punya jiwa kepemimpinan yang matang," timpalnya.
"Pendapat saya ini sebagai wujud opini dalam kehidupan berdemokrasi, dan harus dilihat dari sisi positif, bukan dari sisi negatif, belajarlah dari mantan Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu, politisi senior Golkar dan merupakan bapak pembangunan Tapsel," pungkasnya.(Tim)