Menaratoday.Com - Toba :
Ketua Umum Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) Edison Manurung, mengajak masyarakat se Kawasan Danau Toba agar selalu menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan alam Danau Toba.
Namun, semenjak UNESCO mendapuk Danau Toba menjadi kawasan wisata super prioritas pada dua tahun lalu, sepertinya masih ada saja pihak-pihak yang diduga melakukan aktivitas untuk merauf dan menggasak potensi sumber alam yang berada di disekitar Danau kebanggaan masyarakat Toba tersebut.
Oleh karenanya, kita berharap agar aktivitas pembalakan hutan, penambangan material yang ilegal agar segera dihentikan, imbau Edison Manurung di Balige, Selasa (30/8/22).
Praktik illegal loging dan galian C melalui pembalakan hutan, ditambah dengan aktivitas penambangan material batu, tanah maupun pasir disekitar lingkungan Danau Toba, perlahan akan mendatangkan bencana dan petaka seperti banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi akhir-akhir ini, salahsatunya di Kecamatan Lumbanjulu Toba.
"Kita harus merawat dan melestarikan Danau Toba, salahsatunya menghentikan ilegal logging dan Galian C, sahutnya. Hal ini sudah kita bicarakan bersama Pemprovsu, Kapoldasu dan Pangdam I/BB untuk tidak mentolerir ilegal logging dan galian c yang tidak memiliki izin. Dan sebaliknya, pemerintah diharapkan melakukan reword bagi masyarakat sekitar kawasan Danau Toba, salahsatunya mendorong usaha-usaha lain bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa merusak hutan untuk memperoleh kayu dan material alam untuk dijual dalam membiayai kebutuhan sehari-hari", tandasnya.
Antisipasi dan upaya pencegahan kebakaran hutan dan tanah longsor, maupun menjaga kekayaan alam lainnya di kawasan Danau Toba, adalah menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat sekitar dan pemerintah.
Berdasarkan rapat kordinasi pihak KMDT dengan Kementerian Kehutanan RI baru-baru ini, dinyatakan 600 hektar hutan terbakar dikawasan Danau. Ditambah lagi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang baru terjadi di Lumbanjulu Kabupaten Toba, menambah panjang peristiwa kerusakan alam disekitar kawasan Danau Toba.
Masyarakat sekitar yang terdampak banjir sangat menderita. Rumah, pemukiman bahkan pertanian porak poranda diterjang banjir bandang. Belum lagi ternak dan perkebunan yang menjadi sumber penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, kini sebagian besar merata disapu aliran air, akibat banjir tersebut.
Banjir bandang membawa kepedihan dan kesusahan bagi masyarakat, pelaku ilegal logging tidak akan ditolerir, sebab program KMDT adalah "Percepatan Pariwisata Danau Toba Yang Telah Mendunia Dan Mewujudkan SDM Unggul". Terkait hal ini, KMD akan melaksanakan kegiatan merawat kawasan Danau Toba, yang direncanakan pada pertengahan bulan September 2022 ini, melalui penanaman pohon dan reboisasi. Kegiatan ini atas kerjasama KMDT dengan Kementrian Lingkungan Hidup RI bersama Pemprovsu, Poldasu dan Pangdam I/BB, pungkas Edison Manurung.(JT)