MenaraToday.Com - Karo :
Terkait insiden puluhan siswa SMK Swasta Pijer Podi Berastagi yang menyerang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Karo, pada hari Selasa (08/11/2022) kemarin sekira pukul 11:00 WIB di area lingkungan sekolah, diduga diprovokasi guru.
Isu tersebut terus bergulir ditengah masyarakat yang perduli dengan dunia pendidikan. Mereka sangat menyayangkan atas terjadinya insiden yang menjurus ke kriminalitas, apalagi dimotori guru.
"Kalau isu ini benar adanya, patut ditelusuri dan dilaporkan saja. Masa guru selaku pendidik mengajarkan anak didiknya nakal. Mau jadi apa anak-anak kita, jika disekolah diajarkan berperilaku kriminal," ujar seorang aktifis perduli pendidikan, Ikuten Sitepu (55) kepada wartawan, Kamis (10/11/2022) di Kabanjahe.
Dikatakannya, peran dan tanggungjawab guru di sekolah dalam proses belajar mengajar sangat penting. Selain mengajar seluruh mata pelajaran, tentunya juga mengajarkan anak didik berperilaku baik. Begitu juga memotivasi dengan hal-hal positif yang tidak menyimpang dari fungsi pendidikan.
"Bukan mendidik dan membimbing anak disekolah dengan hal brutal seperti yang terjadi kemarin. Ini sudah salah, karakter anak terbentuk dengan baik. Salah satunya dari didikan para guru saat anak berada di sekolah," sebutnya.
Kepala SMK Swasta Pijer Podi Berastagi Timotius Ginting, ketika dikonfirmasi wartawan melalui telepon seluler terkesan sepele atas hal tersebut. Bahkan membantah akan isu provokasi guru terhadap siswa agar menyerang petugas Satpol PP.
"Kejadian itu, saya memang ada di sekolah. Jadi kronologi awalnyapun saya tidak tahu. Tiba-tiba sudah ribut. Jadi langsung saja konfirmasi ke Cabang Dinas. Kalau soal nomor kontak kepala yayasan yang kalian (wartawan-red) minta, tidak ada nomornya," ujarnya ketus dan enteng sembari menutup telepon.
Karena respon yang pesimis dari kepala sekolah tersebut, membuat aktifis Ikuten Sitepu agak sedikit dongkol. Ia menyebut, agar Yayasan Pijer Podi dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Pemprovsu dapat mengevaluasi kedudukan atau jabatan Timotius Ginting selaku penanggungjawab SMK Swasta Pijer Podi.
"Bila perlu bubarkan sekolah itu, jika tidak bisa mendidik dan membimbing anak didik menjadi cerdas, berakhlak dan beriman demi perkembangan anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan kepala sekolah anggap sepele dengan kejadian ini," ujarnya.
Ditambahkannya, kejadian ini akan dibawanya sampai ke DPRD Provinsi Sumut. Sebab kenakalan pelajar saat ini di lingkungan sekolah sering terjadi. Akan tetapi tidak terekspos wartawan.
"Contohnya belum lama ini juga terjadi di SMAN 1 Kabanjahe. Ada beberapa siswa yang berkelahi disaat jam belajar. Sampe ada yang bocor kepala dan berdarah-darah. Ini kan aneh, apa gunanya guru di sekolah. Hanya dudukkah atau ngerumpi atau main hp," sebut Ikuten. (Eva)