MenaraToday.Com - Indramayu :
Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu melaksanakan tradisi Mapag Tamba.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Camat Kroya A. Syafruddin didampingi Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kroya, Kuwu beserta jajarannya, serta masyarakat Desa Sukaslamet.
Camat Kroya A. Syafruddin mengatakan, tradisi Mapag Tamba ini merupakan ritual yang dilakukan apabila usia tanaman padi berumur 40 hingga 50 hari setelah masa tanam, dimana tradisi ini juga disebut sebagai ritual tolak bala.
“Mapag Tamba menjadi salah satu bagian dari rangkaian budaya Indramayu yang masih lestari. Mapag Tamba dilakukan manakala usia padi sudah menginjak 40-50 hari dari penanaman,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan, tujuan tradisi Mapag Tamba guna menolak bala yang dapat menghancurkan sumber mata pencaharian warga petani. Hal tersebut dapat berupa serangan penyakit padi yaitu serangan hama, kebakaran, kekeringan, kebanjiran, dan lain-lain. Dengan hal ini, untuk mencegah terjadinya bala atau musibah maka dilakukanlah pemberian obat.
“Mapag Tamba merupakan upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengusir penyakit, dengan cara membawa air tambak dalam lumbung bambu yang berasal dari Kasepuhan atau sumber untuk disiramkan ke air yang mengalir ke sawah pada sawah yang berada di batas desa, dan selama prosesi berlangsung tidak diperkenankan berbicara dan tidak boleh menengok ke belakang,” jelasnya.
Menurutnya, ini adalah salah satu nilai tradisi dan pesan-pesan dari para leluhur untuk merawat padi sebagai sumber kehidupan, yaitu sumber pangan. Dirinya juga memberi apresiasi kepada warga yang melestarikan budaya Mapag Tamba ini.
“Saya berharap budaya ini terus bisa dilestarikan, begitu pula di lingkungan masyarakat petani agar terus bisa menghidupkan tradisi Mapag Tamba yang merupakan budaya leluhur masyarakat petani Indramayu, jangan sampai terhenti karena perkembangan zaman yang semakin maju,” harapnya. (Rakiyah ilik)