Kelompok Sri Trusmi Satu, Desa Kedokanbunder Wetan Sabet Terbaik 2 Nasional Kategori Kelompok Tani P4


MenaraToday.Com - Indramayu : 

Hebat, itulah kata yang pantas disematkan kepada Kelompok Sri Trusmi Satu Desa Kedokanbunder Wetan Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu.

Pasalnya, kelompok tani yang diketuai 'Profesor Bakteri' Waklan ini menjadi kelompok tani Terbaik II Nasional kategori Kelompok Tani Pemberdayaan Petani Dalam Pemasyarakatan Pengendalian Hama Terpadu (P4) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian RI.

Prestasi yang diraih tersebut merupakan apresiasi yang sangat luar biasa. Poktan Sri Trusmi Satu ini merupakan kelompok tani pengembang agens pengendali hayati (APH).

Selain konsisten untuk melakukan pengendalian hama dengan sistem APH di daerah sendiri, poktan ini juga telah mengembangkannya ke daerah lain. Waklan sang “profesor bakteri” juga sudah diminta untuk memberikan edukasi kepada kelompok lainnya di luar Kecamatan Kedokan Bunder, bahkan Waklan juga menjadi narasumber di beberapa daerah lain di luar Kabupaten Indramayu.

Kelompok tani Sri Trusmi Satu sangat aktif dalam kegiatan budidaya tanaman yang mengedepankan upaya pengamanan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara ramah lingkungan dengan mengedepankan teknologi PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Adapun Jenis Agens Hayati yang dikembangkan di kelompok ini yaitu Paennibacillus Polymixa, Trichoderma sp, Lecanicilium lecani, Beauveria sp, Plant Growt Promoting Rhizobakteria (PGPR), Pseudomonas sp, Bacillus sp dan Pestisida Nabati (Si-Jambu).

Waklan menjelaskan, kelompoknya saat ini telah memiliki rencana strategis pengembangan kelompok selama 5 tahun (2022-2027) mendatang. Ada 3 rencana strategis yang menjadi komitmen bersama anggota kelompoknya yaitu ; meningkatan SDM petani anggota maupun petani luar terkait dengan pengenalan teknologi ramah lingkungan pengembangan APH dengan melaksanakan kegiatan Safari Pertanian di lokasi sentra pertanian, kemudian meningkatkan kualitas mutu produk APH yang dihasilkan, dan meningkatkan informasi teknologi dan pembelajaran lewat Digitalisasi Pertanian (YouTube, Facebook, dll).

“Kita tidak muluk-muluk, dengan tiga rencana strategis tersebut mudah-mudahan penanganan OPT secara ramah lingkungan makin diminati petani di Indramayu dan daerah lainnya,” tegas Waklan.

Waklan menambahkan, pada tahun 2021 lalu luas lokasi areal sawah yang menggunakan agens hayati atau perlakuan organik 100 % hanya seluas 3 hektare dan menggunakan semi organik seluas 19 hektare. Namun pada tahun 2022 jumlah petani yang menggunakan agens hayati makin bertambah.

Hal ini menambah pula jumlah areal luasan lahan yang menggunakan agens hayati 100 % menjadi 22 hektare pada lokasi kelompok, dan 62 hektare (perlakuan organik dan semi organik) terbagi di beberapa lokasi di luar hamparan PPAH (Pos Pelayanan Agens Hayati) Sri Trusmi Satu Desa Kedokanbunder Wetan Kecamatan Kedokan Bunder.

Selain luasan lahan yang semakin bertambah, produksi padi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021 musim tanam I, jumlah produksi padi mencapai 6,84 ton per hektare, dan pada musim tanam II meningkat menjadi 7,22 ton per hektare. Pada tahun 2022 lalu, musim tanam I kembali mengalami peningkatan sebanyak 7,26 ton per hektare dan musim tanam II menjadi 7,84 ton per hektare. Peningkatan jumlah ini tentu saja berbanding lurus dengan pendapatan petani setiap hektarnya.

Kecamatan lain yang telah menggunakan ilmu ‘profesor bakteri’ Waklan untuk menularkan ilmunya tersebut diantaranya Kecamatan Juntinyuat, Sukra, Pasekan, Terisi, Cikedung, Gabus Wetan, Karangampel, Balongan, Gantar, Bongas, Anjatan, Sukagumiwang, Krangkeng, dan Kroya.

Sedangkan daerah lain di luar Indramayu yang telah menimba ilmu dari Waklan yakni Cirebon, Subang, dan Sumedang. Selain menularkan ilmunya, Waklan juga terus menjadi narasumber di berbagai daerah baik mewakili Kabupaten Indramayu maupun perwakilan Provinsi Jawa Barat.

“Alhamdulillah jika kelompok kami mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pertanian, ini menjadi penyemangat kami untuk meningkatkan produksi pertanian di Indramayu untuk mewujudkan ketahanan pangan,” kata Waklan, Selasa (14/2/2023).

Sementara itu Bupati Indramayu Nina Agustina melalui Camat Kedokan Bunder, Atang Suwandi mengatakan, meningkatnya jumlah produksi padi organik dengan pola agens hayati ini berdampak pada peningkatan produksi padi secara keseluruhan di Kabupaten Indramayu.

Dengan meningkatnya jumlah produksi padi dan sangat ramah lingkungan karena perlakuan organik ini mendukung keinginan Presiden RI, Joko Widodo untuk meningkatkan produksi padi dari Kabupaten Indramayu. Jika produksi padi melimpah maka harapan untuk mewujudkan Indramayu Bermartabat melalui ketahanan pangan ini bisa tercapai.

“Alhamdulillah dengan agens hayati menghasilkan padi organik yang jumlahnya semakin banyak dan semakin diminati masyarakat. Ini sangat mendukung produksi padi untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Indramayu dan menguatkan daerah kita sebagai lumbung padi nasional,” tegas Atang.

Pihaknya sangat mengapresasi pencapaian yang telah dilakukan oleh Kelompok Tani Sri Trusmi Satu ini. Ilmu yang dimiliki oleh Pa Waklan ini diharapkan bisa menyebar ke para petani lainnya karena sangat banyak manfaatnya untuk meningkatkan jumlah produksi padi dengan perlakuan organik. Selain itu, dengan perlakuan organik juga dapat mengurangi biaya produksi karena mengurangi penggunaan pupuk kimia yang sampai saat ini masih terus ramai diperbincangkan. (Jono)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama