MenaraToday.Com - Indramayu :
Hasil panen para petani di Indramayu sangat melimpah, dengan rata-rata hasil produksi padi mencapai kurang lebih 1,3 juta ton per tahun. Maka dari itu Indramayu dijadikan lumbung padi terbesar, Apalagi Presiden Joko Widodo meminta agar Indramayu bisa meningkatkan produksi padi hingga 1,8 juta ton ketika meresmikan Bendungan Sadawarna beberapa waktu lalu.
Anggota Komisi IV DPR RI,Ono Surono mengatakan penugasan Bulog di kabupaten Indramayu jawa Barat untuk bisa menyerap padi petani di Indramayu rata-rata masih sebesar 50 ribu ton saja. Atau dengan kata lain, masih banyak hasil panen petani di Indramayu yang belum terserap oleh Bulog.
"Dengan ditingkatkannya serapan Bulog ini, sekaligus dapat menyelesaikan permasalahan yang rutin muncul menghantui petani di Indramayu setiap tahunnya. Ujarny
Acara yang bertempat di Gedung Serba Guna Sekar Wangi Widasari, dihadiri Badan Pangan Nasional, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Direktur Bulog, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, KHTI Indramayu, KTNA Indramayu, Paguyuban Penggilingan Beras Indramayu, dan Perwakilan Gapoktan Indramayu.
Ono menambahkan, Rabu 15 Maret 2023 "ada berbagai macam permasalahan di kalangan petani di Indramayu. Mulai hulu seperti kesulitan pupuk, bibit padi, obat-obatan hingga ke hilir seperti rendahnya harga jual padi petani, dan lain sebagainya. Khusus untuk persoalan di hilir, ia meminta agar Bulog mempunyai skema yang matang. Apalagi Bulog sekarang ini dirancang pemerintah untuk mengedepankan komersil.
Bulog harus mampu bersaing dengan para pemilik modal besar di bidang pangan, salah satunya untuk adu serap gabah dan beras dari petani. secara regulasi, Bulog tidak dibatasi untuk menyerap kualitas padi hasil panen petani.
Selama hasil panennya itu memiliki kualitas medium dan premium, Bulog bisa menyerap padi tersebut.
Di sisi lain, ia juga memahami, kapasitas 8 gudang Bulog di Indramayu jumlahnya terbatas disamping itu harus meningkatkan penugasan penyerapan. Untuk menampung hasil panen rata-rata sebesar 1,3 juta ton setahun, dirasa tidak akan tertampung.
Oleh karenanya, Bulog harus membuat skema, salah satunya dengan bergerak cepat mengatur arus keluar masuknya beras di gudang.
Menambahkan Ono Surono, ketika kapasitas gudang penuh, Bulog harus segera mengeluarkan cadangan beras di gudang. Bisa dengan cara pengiriman ke gudang Bulog daerah lainnya yang membutuhkan dan lain sebagainya.
"Mudah mudahan terkait aturan yang ada di Bulog atau persyaratan tentu disesuaikan dengan kondisi di lapangan tanpa mengorbankan dari sisi sistem atau pola komersialisasi Bulog itu sendiri," pungkasnya.
Kepala Bulog Kanwil Jabar Faisal menegaskan Bulog siap menyerap hasil panen petani. Bulog di Jawa Barat sendiri diketahui termasuk yang tertinggi untuk penugasan penyerapan hingga mencapai sekitar 140 ribu ton, di Indonesia Bulog Jabar menempati urutan kedua.
Terlebih sekarang ini, Bulog juga mendapat tugas khusus dari pemerintah untuk meningkatkan serapan padi. "Makanya saya bilang bahwa seberapa besar pun hasil panen petani, Bulog akan menyerap," ujar dia.
Faisal menyampaikan, kapasitas gudang Bulog Jabar bisa menampung sekitar 400 ribu ton.
Jika gudang itu penuh, hasil panen petani bisa dikirim ke gudang-gudang Filial Bulog, namun kualitas beras yang hendak diserap pun tentunya juga harus sesuai regulasi.
"Kalau ketentuan itu terpenuhi. Walaupun target kami 200 ribu ton, kami bisa menyerap lebih banyak lagi, itu tidak masalah dan kami sudah terbiasa seperti itu," ujar dia. (MT jahol)