MenaraToday.Com - Tulangbawang :
Bangunan yang menggunaka Dana Alokasi Khusus (DAK) SMP negeri Satap 2 Gedung meneng terindikasi di kerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta tidak transparan Selasa (12-9) 2023
Pasalnya saat tim MenaraToday.Com melakukan investigasi di lokasi bangunan tersebut salah seorang tukang pada kegiatan bangunan membeberkan tentang kedalaman pondasi bangunan hanya sekitar 40 cm ditambah cor sloof bawah 20 cm, terkait jenis dan ukuran besi menggunakan besi ukuran 12 ukuran 10 dan besi ukuran 8 inc, mengenai adukan pasir dan semen untuk coran pakai adukan 1, 2 dan 3, dan adukan untuk menaikkan susunan bata 1 sak semen dan 4 angkong pasir, mengenai Alat pelindung Diri (APD) belum sempat dipergunakan.
"Untuk kedalaman pondasi khusus bangunan baru itu rata - rata 40 cm ditambah 20 cm cor sloof bawah", papar sumber tukang yang enggan di tulis namanya.
Ia menambahkan, Terkait besi menggunakan ukuran 12 besi 10 dan besi ukuran 8 inc, kemudian adukan untuk menaikkan susunan bata 1 sak semen dan 4 angkong pasir, kalau untuk adukan cor itu pakai adukan 1,2 dan 3
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN Satap, Fitria saat di konfirmasi di ruang kerjanya menyebutkan bahwa kedalaman lobang pondasi itu sudah dilakukan sesuai petunjuk RAB dan sesuai perintah konsultan serta sudah di ketahui Konsultan dan pihak Dinas Pendidikan begitu pula terkait dengan matrial lainya itu semua sudah sesuai petunjuk RAB ia juga menyatakan bahwa terkait jenis bangunan tersebut adalah 1, Rehab ruang kelas, 2, Rehab jambanisasi, 3, Bangunan baru UKS, 4, bangunan baru Laboratorium, 5, bangunan baru rumah dinas guru, ia juga menyatakan bahwa dirinya hanya sekedar pesuruh di atas dirinya ada konsultan dan ada juga pihak dinas.
"Kalau kata mereka kerjakan ya saya kerjakan kalau ngak ngak, kalau pekerjaan saya salah berarti salah konsultan dan orang dinas", tutur Fitria dengan nada lantang
Ia juga menambahkan bahwa terkait Panitia pembangunan sekolah itu sudah di bentuk secara resmi dan dirinya juga menyatan bahwa ia sebagai penanggung jawab anggaran, dirinya juga menyebutkan tentang nama guru yang terkait sebagai PPS yakni Mantoro sebagai Ketua Panitia pembangunan Sekolah (PPS), Pangi sebagai Sekretaris PPS, Bambang sebagai bendahara PPS, anggotanya Fitri, Santi serta Ahmad selaku komitenya.
Sementara itu salah seorang guru yang enggan di tulis namanya memberikan penjelasan berbeda, ia menyatakan bahwa dirinya hanya dikaitkan sekedar namanya saja dan bendahara PPS itu sesungguhnya tidak di fungsikan, hanya di kambing hitam kan saja,
"Seharusnya, Kepala Sekolah berterima kasih dengan adanya kepedulian pihak Pemerintah terkait bantuan yang sudah di gelontorkan terhadap sekolah tersebut berupa 5 jenis bangunan serta perabotnya yang global nilainya cukup besar mencapai angka lebih kurang Rp 1,5 milyar rupiah Apalagi bangunan tersebut atas pengajuan Kepala Sekolah lama yang jadi bahan pertanyaan, berapa sebenarnya kedalaman pondasi sesuai petunjuk RAB dan kenapa Kepala Sekolah tidak bisa bersikap transparan" Ujarnya (Hel...tim)