MenaraToday.Com - Tulangbawang :
Disdik Tulangbawang diduga berat telah menjalin persekutuan atau komitmen kepada 5 oknum Kepala sekolah nakal yang telah viral, demi meraup keuntungan bersama.
Mirisnya terkait permasalahan tersebut telah menimbulkan polemik antara tim wartawan dengan pihak Dinas Pendidikan dikarenakan pihak Dinas Pendidikan tidak bisa mengambil sikap tegas dan terkesan tutup mata terhadap lima oknum Kepala Sekolah terkait masalah. dengan sikap geram tim wartawan secepatnya akan melaporkan lima oknum Kepala Sekolah tersangkut masalah masing- masing yakni ke tiga sekolahan tingkat SMP Negeri dan Tingkat SD Negeri beserta Kepala Dinas Pendidikan Tulang bawang Ristu Irham terhadap pihak penerima layanan laporan online via WA terhadap. Unit layanan terpadu biro kerjasama dan hubungan masyarakat Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Pasalnya, dengan adanya ke lima jenis temuan fatal yang didapati dan di himpun oleh tim wartawan dari berbagai Nara sumber media baik sumber tingkat SD dan SMP yang sudah di kemas datanya dan di kantongi tim media yang akar permasalahan tersebut telah. membias dari para oknum Kepala Sekolah nakal yang sifat dan prilakunya melebihi seorang preman dengan dalih melakukan berbagai modus operandi kelima sekolah tersebut telah berani melawan Hukum. dan melabrak aturan pemerintah dengan bermacam modus berbeda seperti melakukan pungli terhadap murid sekolah bahkan setiap tahun saat penerimaan peserta didik baru, para oknum pihak sekolah telah berani menjual pakaian seragam kepada siswa baru di tambah lagi pihak sekolah telah berani menjual buku Lembaran Kerja Siswa (LKS) serta sekolah yang menerima bantuan fisik bangunan sumber Dana Alokasi Khusus DAK) yang diduga dikerjakan tidak sesuai RAB seperti besi, tiang penyanggah menggunakan besi jenis 10 mm kemudian terkait kedalaman pondasi hanya 40 cm saja serta tidak terbentuknya para Panitia Pembangunan Sekolah (PPS) secara tertib administrasi dan Kepala sekolahnya telah menunjukan sikap tidak transparan terhadap jajaran guru nya, dikarenakan menurut keterangan salah seorang guru yang enggan di tuliskan namanya selaku Nara sumber memaparkan bahwa semua yang dikaitkan jadi PPS bangunan Sumber DAK tersebut mereka tidak mengerti apa - apa bahkan saat pencairan pertama Kepala Sekolah semua yang memegang uang dan membelanjakan uangnya untuk membeli material mereka hanya taunya mengajar saja. para oknum Kepsek nakal tersebut di duga berat telah di beck up oleh pihak Dinas Pendidikan dan para oknum Kepsek tersangkut masalah terkesan telah bekerja sama menjalin komitmen alias kong kalikong terhadap pihak Disdik Tuba demi mendapat keuntungan bersama dugaan tersebut terlihat dari kejanggalan.
Seperti saat permasalahan awal di publikasikan bahkan sampai berkali- kali di pull up beritanya, bahkan sampai di kawal ke lima berita terkait permasalahan tersebut ke hadapan pihak dinas terkait yakni Dinas Pendidikan baik bertemu menghadap Kepala bidang SD Dasat maupun Kepala bidang SMP Firdaus bahkan wartawan telah langsung berhadapan dengan petinggi Dinas Pendidikan Ristu Irham.
Mirisnya pihak Dinas Pendidikan tersebut terkesan tutup mata dan mengabaikan saja, lalu apa sebenarnya pungsi dari pada petinggi- petinggi di dinas pendidikan tersebut, kenapa dan ada apa mereka tidak bisa mengambil sikap tegas terhadap para oknum Kepala Sekolah yang sudah jelas- jelas mencemarkan nama baik Dinas Pendidikan, apakah semua peraturan dan perundang undangan Pemerintah tersebut sudah tidak sakti lagi, ataukah peraturan Hukum Dan Undang undang Aparat Penegak Hukum di negri ini sudah tidak berlaku lagi ada apa sebenarnya di balik semua ini,
Seharusnya selaku atasan dari beberapa pihak sekolah yakni Dinas pendidikan, wajib memberikan sangsi dan bersikap tegas atau memberi epek jera terhadap bawahan, ketika sang bawahan telah berani mencemarkan nama baik dinas pendidikan dan melanggar, serta melawan aturan Hukum dan aturan pemerintah di negri ini, dikarenakan mereka juga sudah merusak citra dan nama baik Dunia Pendidikan pusat.
Dalam hal itu juga kelima nama sekolah dan Kepseknya yang tersangkut masalah dan yang telah di viral kan permasalahanya di portal media ini dijabarkan sebagai berikut
1). SMP Negeri Satap II Gedung Meneng dengan Kepsek atas nama Fitria tersangkut dugaan masalah bangunan sumber DAK yang diduga dikerjakan tidak sesuai RAB dan saat PPDB setiap tahunya pihak sekolah telah berbisnis menjual pakaian seragam terhadap murid baru kelas VII di sekolahan ini, sekolah dijadikan ajang berbisnis pakaian seragam jenis batik dan kostum olahraga. Tentunya hal itu dilakukan demi mencari keuntungan.
SMP Negeri 2 Gedung Aji Baru terkait dugaan Pihak sekolah telah menjadikan sekolah ajang berbisnis pakaian seragam terhadap siswa baru saat setiap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ditambah pihak sekolah pungli terhadap siswa sekolah kelas VII VIII dan kelas IX terkait tarikan uang Rp 50 000 rupiah per siswa. Untuk membeli asbes atap gedung sekolah yang rusak. Namun faktanya saat ini asbes sekolah tersebut masih dalam keadaan rusak seperti semula, dikemanakan dana Rp 50 000 per siswa tadi di duga berat disalah gunakan oknum Kepsek
SMP Negeri 3 Penawar tama yang Kepala sekolahnya nama Jumadi terkait dugaan masalah pihak sekolah telah berbisnis atau menjual pakaian seragam sekolah saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan pihak sekolah telah berbisnis di sekolah terhadap siswa sekolah dengan dalih operandi menjual buku Lembaran Kerja Siswa (LKS) terhadap murid kelas 7, 8 dan kelas 9 yang siswanya bayar dengan guru sekolah yang lebih parah lagi pihak sekolahnya telah melakukan Pungli terhadap siswa uang Rp 4000 rupiah per siswa yang kegunaannya untuk menghias ruang sekolah yang semua uangnya bayar dengan guru sekolah.
Kemudian ditambah kedua bidang SD terkait masalah SD Negeri 1 Setia Tama Kecamatan Gedung Aji Baru (Gaba) terkait masalah pihak sekolah atau Kepsek Iskandar mengadakan tarikan uang terhadap murid sekolah dari kelas 1 sampai kelas 6 sebesar Rp 50 000 per siswa kemudian ditambah lagi dalam permasalahan yang sama seperti pihak sekolah menjual pakaian seragam terhadap siswa baru saat PPDB setiap tahunya jenis satu setel batik dan satu setel kostum olahraga yang jadi pertanyaan dikemanakan dana BOS tersebut, kenapa sekolahan tersebut terkesan tidak ada perawatan
Apakah hal itu tidak menyalahi aturan Pemerintah kenapa pihak dinas terkait selalu terkesan berdiam diri dan tutup mata dan ada apa permasalahan ini selalu di anggap sepele.
yang terakhir SD Negeri 01 Pasiran Jaya yang Kepseknya Bambang di sekolahan ini juga di setiap tahun ajaran baru saat PPDB pihak sekolahnya juga menjual pakaian seragam yang sama jenisnya yaitu batik dan olahraga terhadap siswa sekolah terhadap murid baru kelas satu dan yang lebih parah pihak sekolah atau kepala sekolah selaku penanggung jawab di sekolah telah bekerja sama dengan pihak komite sekolah melakukan tarikan dana Rp 150 000 per siswa yang kegunaannya untuk membangun pagar sekolah tapi anehnya pagar yang terbangun hanya berkisar 30 meter lebih kurang padahal dana tersebut sudah lama di kumpulkan, apalagi di sekolahan ini siswanya cukup Benyak muridnya mencapai lebih kurang 400 ratusan siswa. Lalu dikemanakan uang haram tersebut oleh oknum Kepala sekolah, apa masalahnya dinas Pendidikan tidak terketuk hatinya untuk menghentikan gerakan dan ajaran sesat oleh para oknum pelaku.
Mau jadi apa dunia pendidikan Tulang bawang ketika para pihak sekolah telah mengajarkan perbuatan sesat terhadap siswa sekolahnya,
Di tempat berbeda, dikonfirmasi wartawan Ristu Irham di ruang kerjanya dirinyapun menegaskan terhadap wartawan, bahwa dirinya akan segera ambil sikap tegas ia pun akan segera perintah kan kedua Kabid nya baik di bidang SD dan SMP untuk memanggil kelima oknum Kepala Sekolah yang telah mencemarkan nama baik Dinas pendidikan Tulang bawang dengan sikap telah berani melawan dan mengangkangi aturan Mendikbud Pusat yang telah di beritakan tim wartawan menaratoday.com
"Saya akan segera perintahkan kedua Kabid saya baik bidang SMP dan bidang SD pak Helmi sekarang juga dikarenakan para oknum tersebut sudah mencemarkan nama baik Dinas Pendidikan", kata Kadis Ristu
Namun yang sangat di sayangkan sampai saat ini juga kelima kepala sekolah tersebut terkesan tidak mengindahkan panggilan pimpinan mereka sehingga pihak tim media tergugah untuk melaporkan hal ini terhadap menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan teknologi nama Nadiem Anwar Makarim BA, M.B.A
Melalui Unit layanan terpadu biro Kerja sama dan hubungan masyarakat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Via WhatsApp (Hel/Tim)