MenaraToday.Com - Labura :
Terkait maraknya pemberitaan masalah galian C yang dilakukan oleh CV. Raja Alam Abadi di Desa Siamporik, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, bukanlah isapan jempol belaka, dimana mahasiswa sampai melakukan aksi unjuk rasa atas perbuatan CV. Raja Alam Abadi yang dinilai tidak mengindahkan warga setempat. Padahal diduga pihak CV. Raja Alam Abadi tidak melengkapi berkas ijin pekerjaan mereka sebagai pemenang tender pembuatan jembatan di Desa Sialang Taji.
Dugaan ini dikuatkan dengan adanya pernyataan dari Lubis yang merupakan pihak CV Raja Alam Abadi saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp yang membenarkan hal tersebut.
"Memang benar, tapi paku besinya masih ditempah di Medan bang, paling dia minggu lagi sudah bisa kami pasang, Kalau masalah pagu anggarannya sudah termasuk dalam anggaran yang ada di pagu pembuatan Jalan. Kalau masalah pembuatan jembatan darurat itu dari mana dananya, biayanya sangat besar lho bang" Ujar Lubis.
Namun anehnya pernyataan pihak CV. Raja Alam Abadi ini seolah-olah mengambil kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, dimana seharusnya pekerjaan jembatan tersebut harusnya sudah ada perombakan atau minimal paku bumi yang sudah ditanam.dan dibuat jembatan darurat yang bisa dilalui oleh pengendara roda empat.dan juga papan proyek nya harus dipisah demi pemberitahuan kepada publik.yang mana masyarakat juga ingin mengetahui jembatan itu siapa yang mengelola agar masyarakat ikut serta mengkawal pembangunan ini.
Di duga juga jika pihak CV Raja Alam Abadi mengerjakan jembatan tersebut maka aset tanah merah yang ada di Desa Siamporik akan terbengkalai.dan akan merugikan pihak mereka, sehingga mereka memanfaatkan jembatan tersebut untuk menyelamatkan aset galian tanah urug mereka.
Terkait hal ini, Bangkit Hasibuan selaku ketua LSM LPPN.Kabupaten Labuhanbatu Utara ikut angkat bicara, beliau mengatakan dirinya heran dengan pekerjaan jembatan ini.
"Saya heran dengan kerjaan ini, dimana besi sudah sampai pekerjaan sudah mulai, kok plang belum dipasang, setahu saya setiap ada bangunan harusnya pemberitahuan sudah ada, kalau seperti ini bagaimana mungkin masyarakat tahu akan pekerjaan ini.saya menduga kalau ini ada hubungannya dengan galian c yang berada di Desa Siamporik, sehingga pembangunan jembatan ini tidak dilakuan pekerjaannya. Padahal waktu pekerjaan sudah termakan waktu kurang lebih dua bulan setengah. Bagaimana pula nanti jembatan itu bisa tepat waktu dalam penyelesaian nya, harusnya Pemkab itu lebih bijaklah dalam membangun infrastruktur ini supaya masyarakat yakin akan pekerjaan Pemkab," ujar bangkit Hasibuan.
Pantauan awak media di lapangan diduga juga pihak CV Alam Abadi tid mengikuti aturan pemerintah yang mana pihak CV Raja Alam Abadi terus menyalahkan alam padahal pembangunan jalan sudah berlangsung lebih kurang dua bulan setengah tapi hasil pembuatan jembatan tak kunjung dilakukan padahal pekerjaan sudah dimulai bahkan pihak CV Raja Alam Abadi menempel nempel jembatan agar terus bisa digunakan.
Masyarakat bermohon kepada kementrian PUPR sudilah kiranya meninjau kelapangan terkait pekerjaan program Presiden Joko Widodo yang sedang berlangsung di teluk Binjai supaya mendapatkan hasil bangunan yang sesuai dengan anjuran permintaan pemerintah. (Tim)