MenaraToday.Com -Labura :
Bangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di esa Sialang Taji menuju Desa Sukarame Baru Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhabatu Utara sudah mulai ditumbuhi pohon kelapa sawit, Senin (18/12/2023)
Pohon kelapa sawit yang masih berdiri kokoh disisi badan jalan di dusun Pulo Gambut saat awak media melintas terlihat PT Ayu Septa Perdana masih mengerjakan bangunan turap dinding penahan Badan Jalan.
Saat di konfirmasi awak media kepada para pekerja bangunan kenapa masih ada pohon sawit yang belum ditumbang, pekerja bangunan tersebut berdalih hanya sebagai pekerja.
"Saya cuma pekerja, mengikuti perintah pak, terkaiy pohon sawit yang belum dirumvang, coba abang tanyakan sama pengawas PT. Ayu Septa Perdana" Ujar salah seorang pekerja di lokasi.
Beberapa bulan lalu pengawas PT Ayu Septa Perdana, Chairil Anwar menyebutkan pihaknya akan tetap menumbang pohon sawit diareal pekerjaan. Namun kenyataannya pohon sawit yang ditumbang cuma beberapa pohon saja dan diduga pohon tersebut sengaja dibiarkan berdiri kokoh.
Terkait hal ini masyarakat merasa kecewa dengan kerjaan PT. Ayu Sapta Perdana yang tidak memakai tapak pondasi pada bangunan TPT yang mengakibatkan sebagian bangunan amruk dan telah rusak dimasa pekerjaan.
"Kita dapat memastikan jika pekerjaannya seperti ini maka tidak akan bertahan lama, saat ini saja sudah banyak yang retak. Kita menduga pihak kontraktor dan pengawas telah main mata sehingga pekerjaan peningkatan jalan Gunting Saga bisa lolos dan terus dikerjakan dengan situasi dan kondisi bangunan yang memprihatikan dengan berbagai macam kerusakannya
Disamping itu , bangunan TPT PT. Ayu Septa Perdanasudah ditumbuhi oleh pohon sawit, padahal sebagian sawit sudah ditumbang agar tidak mengganggu bangunan TPT, Namun berbeda dengan bangunan paling ujung TPT dimana terlihat pohon sawit dibiarkan tumbuh diatas TPT Bangunan PT. Ayu Septa Perdana.
Masyarakat sangat berharap sekali presiden RI kembali meninjau jalan yang dibangun oleh kontraktor PT Ayu Septa Perdana dan juga seluruh proyek disepanjang Jalan Sialang Taji menuju Leidong dan Kampung Masjid.
" jika Presiden tidak langsung melakukan audit dalam pekerjaan ini, kami yang nantinya akan menerima akibatnya, yang mana jika jalanan kembali rusak kemana lagi kami akan mengadu", ujar salah seorang warga sekitar.
Tak itu saja bangunan PT. Ayu Septa Perdana diduga akan kembali ambrol berhubung retakan Tembok Penahan Tanah sudah sampai kebawah dan pecah pecah. Jika dibiarkan kemungkinan bangunan dengan anggaran kurang lebih Rp. 41 milyar tidak akan bisa bertahan lama digunakan masyarakat.
Saat awak media mencoba melakukan konfirmasi dengan pengawas PUPR yang ditugaskan langsung dari Kementrian via WhatsApp, pengawas yang diutus langsung oleh Dinas Kementerian lebih memilih bungkam dan enggan menjawab pertanyaannya awak media hingga kini. (Ngatimin)