MenaraToday.Com - Serang :
Sejumlah LSM yang tergabung dalam Koalisi P2B yang terdiri dari DPP Pasak Bumi, LIN, DPP Badak Banten, LSM KPK Nusantara Provinsi Banten menggeruduk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Jumat (8/3/2024)
Dalam aksi tersebut Koalisi P2B menyoroti kinerja para pegawai Dinas Pendidikan yang dinilai tidak tegas dalam pengawasan, perihal mengawasi kegiatan sekolah ataupun kegiatan para penyedia jasa atau kontraktor serta P2B pun menyoroti terkait dugaan sewa lahan negara yang ada disekolah kepada para pedagang yang tidak jelas dasar hukumnya diduga ada pembiaran atau tutup mata pihak Dinas atas kegiatan sewa lahan negara kepada para pedagang.
Ketua LSM KPK Nusantara, Ujang Aminudin saat diwawancara wartawan mengatakan bahwa dunia pendidikan banyak yang dijadikan ajang bisnis dimulai dari soal buku, seragam dan sewa kantin sekolah dengan alasan koperasi dan dengan alasan uang tersebut digunakan untuk keperluan sekolah mana hal tersebut di legalkan oleh Dinas Pendidikan kebudayaan Kabupaten Serang.
Seperti yang telah diberitakan Media Online Menaratoday.com perihal kepala bidang memperbolehkan penyewaan lahan sekolah yang notabene lahan negara dan sudah diatur dalam Permenkeu tentang perihal juknis sewa atau pemanfaatan lahan negara. Ironis seorang kepala bidang dengan lantang berbicara memperbolehkan. Apakah beliau bercanda atau buta hukum undang undang . Ujar ujang Aminudin
Hasil pantauan wartawan pun banyak sekali sekolah dari tingkat dasar dan lanjutan pertama mempunyai kantin sekolah yang notabene bangunan tersebut berbayar entah itu yang satu juta per tahun atau tiga hingga empat juta atau diambil harian.
Seperti halnya disalah satu sekolah menengah pertama negri ada satu sekolah mempunyai lapak berdagang atau yang biasa disebut kantin oleh murid mencapai 30 unit ruang atau lapak.
Saat dikonfirmasi wartawan sang kepala sekolah mengatakan para pedagang kantin notabene pengurus penjaga sekolah ada juga guru yang mempunyai kantin. Demi untuk menunjang kehidupan para penjaga sekolah dan guru ujar sang kepala sekolah.
Bila dilihat dari segi kemanusiaan mungkin hal tersebut menyentuh hati membantu penghidupan para pengurus sekolah tapi bila dilihat dari kacamata hukum kemana lari uang dari pembayaran kantin tersebut?
Saat unjuk rasa berlangsung secara tak kebetulan ada celetukan dari siswa sekolah yang lewat didepan aksi kalo ga bisa kerja ganti aja para pegawainya kalo saya besar saya ga mau jadi PNS saat di tanya kenapa anak itupun tersenyum sambil berlari dia berteriak takut masuk neraka pak!!!
Sungguh satu anekdot yang lucu ditengah gemuruh teriak aksi .
Semoga celotehan siswa tersebut sampai kepada bupati kabupaten Serang atau setda kabupaten Serang
" Di kantor tidak ada para pemangku kebijakan untuk menjawab, pakai dan sekdis serta para kepala bidang sedang keluar. Padahal diluar tadi ada seorang guru kenalan wartawan mengatakan pa sekdis ada barusan membuka acara kegiatan" ujar guru atau tepatnya kepala sekolah (Agus)