Derita Stroke Selama 2 Tahun, Aktivis Pandeglang Ditinggal Istri TKW dan Butuh Uluran Tangan

MenaraToday.Com.- Pandeglang : 

Ipit Priatna (49), warga Kampung Pasar RT/RW. 03/03, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang juga merupakan aktivis di Kabupaten Pandeglang kondisinya memperihatinkan. Selain sakit stroke usai menonton Piala Dunia pada Desember 2023/2 lalu, Ipit juga diketahui ditinggal sang istri bekerja ke luar negeri.

"Awal kejadiannya, seingat saya setelah piala dunia kalau gak salah, karena kejadiannya awal tahun 2023 pas saya pulang mau masuk rumah, setelah buka pintu saya jatuh, kaget, lalu kejadian tersebut diketahui oleh Udi Juhdi ketua dewan yang dikabari oleh istri dengan kagetnya karna melihat saya sempat keluar busa dari mulut saya" demikian dikatakan Ipit Supriatna. Selasa (24/9/2024).

Ipit mengatakan, dirinya kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke Rumah Sakit.

"Keesokan harinya beliau (Udi Juhdi) datang lalu membawa saya ke puskesmas, bahkan dia sempat membayarkan tunggakan BPJS sebesar satu juta lebih karena menunggak sehingga saya bisa dirawat, selanjutnya sempat dirawat juga di rumah sakit," ujarnya.

Kata Ipit, hasil diagnosa dirinya mengalami penyumbatan darah ke otak dan disarankan untuk dilakukan tindakan operasi.

"Hasil pemeriksaan katanya penyumbatan aliran darah ke otak, dokter sempat menyarankan agar saya dioperasi, karena saya tidak punya biaya dan setelah Konsul dengan istri, istri bilang jangan a jangan dioperasi kita bismilah saja kata istri," jelasnya.

Saat ini, lanjut Ipit, dikarenakan keterbatasan biaya dirinya bersama keluarga melakukan pengobatan alternatif. 

"Pake jalur pengobatan alternatif, terapi, orangnya dari Babakan Keusik, Patia, datang ke rumah seminggu dua kali," ucapnya.

Ipit Supriatna mengaku, saat ini dirinya tinggal dirumah saudaranya Juju Junaeni (50), usai ditinggal sang istri yang bekerja ke Luar Negeri.  

"Saya kembali tinggal disini lagi, karena istri saya pergi meninggalkan saya dia kerja keluar negri, mungkin gak kuat dengan kondisi saya yang seperti ini makanya dia pergi, kadang saya juga sedih ketika saya suka berjemur didepan rumah sambil ngesot dari kamar kedepan, itu sering melihat teman-teman lewat, tapi saya ga bisa manggil, kondisi saya sangat prihatin, saya juga harus pakai Pampers kesehariannya, terus terang saya butuh ukuran tangan dari siapa saja," tuturnya.

Saat disinggung terkait bantuan dari Pemerintah, Ipit menuturkan, bahwa dirinya, pernah menerima bantuan dari Dinsos Pandeglang berupa sembako dan BLT Dana Desa dari Pemerintah Desa Pagelaran.

"Alhamdulillah sempat dibantu teman-teman, pihak Dinsos Pandeglang pernah datang memberikan bantuan sembako, terus dari Pemdes juga belum lama saya dapet BLT DD, terima kasih, namun dengan kondisi saya saat ini terus terang saya membutuhkan ukuran tangan atau bantuan dari siapa saja untuk kebutuhan sehari-hari, untuk beli pampers, beli obat dan juga terapi," ungkapnya.

Sementara itu, Pudin, selaku kepala Desa Pagelaran membenarkan hal tersebut.

"Iya Alhamdulillah Ipit dapat bantuan BLT dari Desa," pungkasnya. (Ila)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama