MenaraToday.Com - Pandeglang :
Empat Pasangan calon (Paslon) yakni Fitron-Diana, Dewi-Iing, Uday-Pujianto dan Aap-Ratu Anita hadir dalam debat sesi pertama pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024, yang digelar pada Rabu (6/11/2024), pukul 14.WIB. Ada sejumlah isu menarik yang diungkap oleh masing-masing Paslon. Salah satu diantaranya, keterkaitan hutang RSUD Berkah Pandeglang yang disebut memilik hutang darah dan obat sebesar Rp46 miliar lebih.
Calon Bupati dari paslon nomor urut 1, Fitron Nur Ikhasan menyebut, bahwa utang RSUD Berkah sebesar Rp46 miliar lebih tidak masuk akal, mengingat ada klaim BPJS yang langsung dibayar.
"Ibu dewi dan Pak Iing, saya tahu bahwa Ibu Dewi ini punya pengalaman yang cukup baik karena pernah menjabat sebagai kepala dinas kesehatan. Saya melihat seperti ada kesulitan yang dihadapi oleh dinas kesehatan terkait dengan manajemen rumah sakit, belakangan ini kita menerima informasi dari assessment yang kita lakukan bahwa rumah sakit kita memiliki hutang yang cukup besar bukan 1 atau 2 miliar angkanya hampir diatas 46 miliar hutang darah kepada PMI dan juga kepada vendor obat. Saya yakin ibu memiliki kesulitan disitu, kami ingin ibu menceritakan disini apa sebenarnya kesulitan yang dihadapi karena agak tidak masuk diakal kenapa bisa berhutang? padahal ada klaim BPJS," demikian kata Fitron.
Menyikapi pertanyaan itu, Raden Dewi Setiani, calon Bupati dari Paslon nomor urut 2 mengatakan, bahwa hal itu terjadi karena berbagai hal, diantaranya ketidak transparanan laporan.
"Baik Bapak Fitron yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Terkait dengan persoalan hutang darah PMI ini penyebabnya keterbatasan anggaran jug pengelolaan yang kurang optimal juga pelaporan yang tidak transparans...nah ini, harus kita kuat kan ya," ujar Dewi.
Tak hanya itu, Fitron juga sempat menyampaikan, bahwa saat debat sesi pertama Pilkada Pandeglang digelar sedang ada pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh aparat-aparat di Kecamatan dan di beberapa tempat lainnya.
"Ketika kita semua sedang berada disini (arena debat) sebetulnya aparat-aparat di Kabupaten Pandeglang tengah mengadakan pertemuan, dan laporannya cukup banyak. Ini seperti sebuah pelanggaran yang ada di aquarium, kita bisa melihatnya tapi tidak bisa menyentuh, mari kita sama-sama ciptakan pilkada yang fair yang jujur, karena dari Pilkada inilah kemudian akan terlahir sebuah kepemerintahan yang bersih," ungkap Fitron.
Sementara itu, paslon nomor urut 3 Uday-Pujianto juga sempat menyentil soal adanya isu jual beli jabatan di lingkungan pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan setoran proyek.
"Korupsi di Pandeglang itu ibarat kentut, tercium, terasa tapi tidak terlihat. Contoh ada jual beli jabatan, contoh lagi ada setoran proyek, dan ada proyek yang dijual lagi, dijual lagi dan di jual lagi alias di subcon," jelasnya.
Dikesempatan yang sama, calon Bupati dari Paslon nomor urut 4, Aap-Ratu Anita dalam debat mengungkap, bahwa penyakit di Kabupaten Pandeglang sudah jadi rahasia umum, permasalahannya yaitu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
"Penyakit pandeglang saya rasa semua sudah tau, kenapa Pandeglang jadi daerah tertinggal dari daerah lain terkhusus dari 8 kabupaten/kota di Provinsi Banten? Yakni korupsi, kolusi dan nepotisme. Yang kami aneh, korupsi di Pandeglang ini sudah nampak kelihatan, sudah jelas pelakunya, sudah jelas angkanya, sudah jelas objeknya tapi sampe sekarang masih aman-aman saja," ujarnya (Ila)