MenaraToday.Com - Pandeglang :
Neng Era (24), orang tua Muhamad Noval (1,6) warga Kampung Laba Rt/Rw. 002/008, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, menyatakan tak sanggup jika harus membawa salah satu putera kembarnya yang divonis stunting dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Banten untuk diobati karena faktor ekonomi.
"Saya gak sanggup kalau harus bawa anak saya berobat ke Rumah sakit banten karena untuk makan sehari-hari aja kesulitan apalagi untuk biaya kesana," demikian dikatakan Neng Era, kepada tim menaratoday.com. Rabu (18/12/2024).
Pernyataan itu, menurut Neng Era, menindaklanjuti adanya ucapan yang disarankan oleh pihak Puskesmas Labuan ketika bertandang ke kediamannya bersama pihak desa dan kader Desa Cigondang beberapa hari lalu.
"Waktu hari Minggu kemarin ada rombongan dari puskesmas labuan, desa cigondang sama kader ke rumah, Alhamdulillah ngasih bantuan berupa uang Rp200 ribu buat beli susu si dede noval katanya, mereka juga bilang supaya Noval ke Rumah sakit Banten saya bingung karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan," ungkapnya.
Namun, Lanjut Neng Era, dari pihak desa sempat menyampaikan bahwa untuk kendaraan tidak perlu dikhawatirkan karena akan di bantu.
"Kata orang Desa kami jangan mengkhawatirkan soal mobil karena pihak desa akan membantu untuk bensin nya, sementara untuk bekal dan lain-lain selama disana gimana? Apakah akan dibantu juga?," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas DTP Labuan Ai Sri Rezeki melalui ahli gizi Puskesmas Labuan Diastuti menyampaikan, bahwa kondisi Noval sudah ditangani sejak usianya 14 bulan (1,2) dengan diagnosis gizi buruk.
"Bulan Juli 2024 noval sempat di cek disini dan memang stunting dengan diagnosis tubuh pendek dan kami juga saat itu menyarankan untuk cek mantoux dan dibawa ke RSUD Banten karena disana ada dokter spesialis anak," tuturnya.
Diastuti menambahkan, kondisi Noval diperparah dengan kurang konsistennya orang tua bayi membawa anaknya kontrol ke Fasilitas Kesehatan (Faskes).
"Kondisi Noval ini banyak faktor pendukungnya, selain pola makan, pola asuh juga kurang rajinnya orang tua bayi membawa anaknya untuk kontrol baik ke Posyandu maupun Puskesmas padahal ini demi kebaikan anaknya," tandasnya.
Ketika disinggung perihal biaya rujuk ke RSUD Banten, Dias menuturkan, bahwa itu diluar kewenangan karena Puskesmas hanya bisa membantu sebatas konseling dan pemberian bantuan berupa susu.
"Harusnya itu ke Dinas Sosial ya, karena kami hanya membantu sesuai tugas saja mengontrol dan memberikan bantuan susu," ucapnya.
Ditempat berbeda, Kepala Desa Cigondang, A Rumhi menjelaskan, bahwa berdasarkan keterangan dari pihak kader di desanya orang tua bayi stunting lalai karena tidak konsisten membawa anaknya ke posyandu untuk dikontrol.
"Alhamdulillah kami dari desa sudah melakukan kunjungan ke kediaman Muhamad Noval bersama bidan dari puskesmas dan juga kader desa cigondang, berdasarkan informasi dari mereka ibu si bayi ini kurang rajin memeriksa kan anaknya ke Posyandu," jelasnya (Ila).