MenaraToday.Com - Pandeglang :
Gelar Operasi Ketupat Maung 2025, Satlantas Polres Pandeglang melaksanakan penindakan dan peneguran terhadap travel ilegal yang beroperasi tanpa izin, pada Rabu (26/3) pukul 00.30 WIB, di wilayah Cigadung, Pandeglang, Banten.
Dalam kegiatan operasi maung tersebut, Petugas Satlantas Polres Pandeglang menemukan sejumlah kendaraan yang beroperasi sebagai travel gelap tanpa izin resmi. Para pengemudi diberikan teguran keras serta diarahkan untuk segera melengkapi perizinan yang diperlukan agar tidak membahayakan penumpang maupun pengguna jalan lainnya.
“Kami terus melakukan pengawasan terhadap kendaraan travel ilegal yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat. Penindakan ini bertujuan untuk memastikan para pemudik menggunakan transportasi yang aman dan sesuai regulasi,” ujar perwakilan Satlantas Polres Pandeglang.
Dalam kegiatan tersebut, petugas juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih moda transportasi dan memastikan kendaraan yang digunakan memiliki izin resmi serta standar keselamatan yang memadai.
Sementara itu, menyikapi hal tersebut, salah satu pengusaha kendaraan travel, Achmad Rosadi membenarkan hal tersebut.
"Memang benar, sampai saat ini belum ada kepengurusan untuk izin...ya semoga dengan adanya kejadian anarkis yang dialami oleh kendaraan travel di Kabupaten Pandeglang baru-baru ini pihak terkait terutama dinas perhubungan mau mengurus perihal perizinan travel," ujarnya.
Rosadi juga menyikapi, terkait insiden tindak pengrusakan yang dialami oleh rekan sejawatnya. Menurutnya, masalah sikap anarkis tetap tidak dibenarkan apapun alasannya.
"Yang namanya jemputan lebaran sudah ada sejak lama, kenapa sekarang jadi masalah? Yang jadi pertanyaan saya, emangnya mobil PS sepi penumpang gitu, saya juga sama mau lebaran tahun ini gak dapat orderan jemput penumpang," jelasnya.
Ketika disinggung mengenai pengguna kendaraan lebih memilih kendaraan travel Rosadi menuturkan, ada kemungkinan karena berbagai faktor diantaranya para penumpang tidak perlu repot menunggu bus dipinggir jalan raya.
"Pertama penumpang tinggal tunggu dirumah, karena kami tidak pernah menaikan/menurunkan penumpang dijalan pasti kami jemput dan antar sesuai tujuan, faktor lainnya yakni seringnya para bus angkutan ini ugal-ugalan ketika dijalan raya sehingga para penumpang kapok dan lebih memilih kendaraan travel meski dari segi tarif jauh lebih mahal," katanya.
Ia berharap, kepada pihak berwenang silahkan bekerja sesuai dengan kewenangannya dan jika memungkinkan jasa kendaraan dilegalkan para pemilik kendaraan travel akan sangat mengapresiasi.
"Kami mengapresiasi para pihak terkait (Polisi dan Dishub) dalam menjalankan tugasnya jelang hari raya, dan jika memang usaha kami bisa dilegalkan mangga urus perijinannya, jika tidak memungkinan semoga bisa dicari solusi terbaik aja," pungkasnya. (Ila)