MenaraToday.Com - Pandeglang :
Muhamad Yani (23), warga kampung Gunung Batu, Desa Cibaliung, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten, anak dari pasangan Rokhayah dan Adroni seorang petani sekaligus pedagang nasi goreng yang biasa mangkal di alun-alun Cibaliung, berhasil masuk program kuliah S2 Harvard Graduate School of Education untuk program Human Development and Education, sebagaimana diumumkan oleh pihak universitas pada 7 Maret 2025.
Muhamad Yani mengatakan, dirinya tidak menyangka bisa diterima dan masuk ke salah satu universitas paling bergengsi di dunia melalui program beasiswa dari lembaga pengelola dana pendidikan (LPDP).
"Wah, diluar dugaan sih bisa masuk dan diterima di Harvard, tapi saya bangga apalagi orang tua dan juga keluarga," kata Muhamad Yani kepada tim menaratoday.com. Selasa (15/4/2025).
Yani menuturkan, meski berasal dari daerah tapi hal itu tidak membuatnya patah semangat untuk menggapai cita-citanya didunia pendidikan.
"Orang tua saya bukan berasal dari orang punya dan berpendidikan, hanya pedagang nasi goreng, bahkan kakak saya terpaksa berhenti kuliah demi saya agar bisa mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Udayana, Bali," ujarnya.
Yani menjelaskan, dirinya sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar negeri (SDN) 1 Sukajadi, MTsN 3 Pandeglang dan juga SMAN 5 Pandeglang lalu kemudian dilanjutkan ke Universitas Udayana, di Bali. Diawal pendidikan dirinya memilih jurusan agribisnis. Namun kemudian, pada semester empat ia merasa tertarik menggeluti bidang pendidikan.
"Saya alumnus SDN 1 Sukajadi, MTsN 3 Pandeglang dan SMAN 5 Pandeglang, dan Kuliah ambil agribisnis di Udayana Bali, kemudian pas semester empat saya merasa tertarik ke bidang pendidikan, pengembangan potensi dan pemberdayaan pemuda desa. Pada tahun 2022, saya mendirikan Leuweung Hub Foundation ini sebuah gerakan pendidikan non-formal yang alhamdulillah telah membantu lebih dari 287 pelajar desa di Cibaliung dan memperoleh beasiswa jenjang S1, baik di dalam maupun luar negeri. Melalui program Duta Inisiatif Indonesia yang tersebar di 34 dari 38 provinsi ini juga telah menggerakkan lebih dari 41.000 anak muda Indonesia untuk terlibat aktif dalam isu pendidikan, potensi desa, dan pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
Yani menjelaskan, dirinya tertarik masuk ke Harvard karena termotivasi oleh konten di Instagram terkait keberhasilan yang diunggah para pelajar asal Indonesia.
"Saya sering mengikuti jejak kakak-kakak yang lolos program ini di media sosial instagram mengikuti seminar dan webinar nya sehingga tertarik untuk mendalami informasinya hingga menggunakan website universitas," ungkapnya.
Yani menyebut, tak mudah baginya dalam mewujudkan impiannya berhasil masuk dalam program tersebut di Harvard Universitas, ada banyak kendala dan ujian hidup yang harus dihadapi.
"Banyak kendala juga hambatan untuk saya bisa berhasil masuk dalam program ini, mulai dari biaya, waktu yang padat dan sakit hingga harus dioperasi karena tumor, bersyukur itu semua bisa dilalui," ucapnya.
Tak hanya aktif dibidang pendidikan, Yani juga berhasil meraih penghargaan dibidang sains dan tekhnologi tingkat dunia.
"Pada tahun 2022, alhamdulillah meraih Medali Perak (Silver Medal) dalam pameran inovasi internasional di Kroasia atas produk herbal ciptaannya bernama Ecobestea, teh inovatif yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi kognitif otak dan daya tahan tubuh secara alami. Inovasi ini mengangkat potensi tanaman lokal Indonesia dan menjadi sorotan di tingkat global," tuturnya.
Yani menambahkan, sebelum memulai masa pendidikannya di Harvard University pada 5 Juni 2025 mendatang, dirinya akan terlebih dahulu mengikuti YSEALI Academic Fellowship Program (AFP) yang diselenggarakan oleh U.S. Department of State. Program ini berlangsung dari 17 April hingga 22 Mei 2025 di Northern Arizona University, Amerika Serikat.
"Dalam program ini, saya akan bergabung bersama pemuda-pemudi terpilih se-Asia Tenggara untuk melakukan pertukaran pemuda, memperdalam isu-isu sosial, serta mengembangkan proyek sosial berbasis komunitas yang dapat diterapkan di Indonesia," terangnya.
Yani menyampaikan, bahwa prestasi yang berhasil diraihnya merupakan sebuah bukti bahwa jalan hidup seseorang bisa dirubah asal ada kemauan.
"Setiap anak di Cibaliung harus bisa bermimpi tanpa batas. Saya ingin membuktikan bahwa garis takdir bisa diubah, bahwa anak desa pun bisa berdiri di panggung dunia,” pungkasnya. (ILA)